Main Article Content

Abstract

Keluarga sebagai lembaga pendidikan tertua memiliki peran utama dalam pembentukan karakter anak, maka dibutuhkan keterampilan orang tua dalam proses pengasuhan dan pendidikan dalam keluarga. Oleh karenanya mendidik anak merupakan kerja sepanjang usia orang tua yang membutuhkan bekal pengetahuan dan pemahaman yang sangat komplek. Selain kedekatan (hubungan emosional) antar anggota keluarga, adaptabilitas (proses berbagi peran dalam keluarga), dan komunikasi antar anggota keluarga menentukan keberhasilan dalam proses pengasuhan, ternyata mendidik anak juga tidak dapat dilepaskan dari aspek pemahaman agama orang tua, karena pemahaman agama memberikan gambaran bagaimana orang tua mendefiniskan tentang anak, dunia anak hari ini, dan dunia di masa depannya. Kompleksitas persoalan kemanusiaan menuntut perlunya kontruksi pola asuh orang tua yang humanis, sehingga melahirkan anak yang memiliki komitmen kuat atau kesetiaan terhadap kemanusiaan di era digital.

Keywords

Pola Asuh orang tua, pendidikan keluarga, pendidikan humanis.

Article Details

How to Cite
Mareta, M. (2019). Pendidikan Humanis dalam Keluarga: Konstruksi Pola Asuh Orang Tua dalam Mempersiapkan Generasi Masa Depan. QAWWAM, 12(1), 18–39. https://doi.org/10.20414/qawwam.v12i1.749

References

  1. Abd. Rachman Assegaf, Filsafat Pendidikan Islam Paradigma Baru Pendidikan Hadhari Berbasis Integratif-Interkonektif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cetakan ke-3, 2014).
  2. Ahmad Hasan Ridwan, Reformasi Intelektual Islam, Pemikiran Hassan Hanafi Tentang Reaktualisasi Tradisi Keilmuan Islam, (Yogyakarta: ITTQA Press, 1998).
  3. David Stillman dan Jonah Stillman, Generasi Z: Memahami Karakter Generasi Baru Yang Akan Mengubah Dunia Kerja, terj. Lina Jusuf, (Jakarta: Gramedia, 2018)
  4. Hassan Hanafi, Islam In The Modern World, Ideology, And Development, (Cairo: Daar Kebaa Bookshop, 2000).
  5. Hassan Hanafi, Pandangan Agama Tentang Tanah, Suatu Pendekatan Islam, (Yogyakarta: Prisma, 4 April 1984).
  6. Hassan Hanafi, Minal al-Aqidah ila al-Tsaurah, (Kairo: Maktabah Madbuli, 1991).
  7. Elizabeth B. Hurlock, Development Psychology, Fifh Edition, alih bahasa Istiwidayanti, Psikologi Perkembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Jakarta: Erlangga, cet.VI, 1997).
  8. Eti Nurhayati, Psikologi Pendidikan Inovatif, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar), 2011
  9. Fadhal AR Bafadal, Pemuda dan Pergumulan Nilai Pada Era Global, (Jakarta: Balitbang Agama dan Diklat Keagamaan, 2003)
  10. John W. Santrock, Remaja, Jilid II, edisi kesebelas, alih bahasa Benedictine Widyasinta, (Jakarta: Erlangga, 2007)
  11. John P. Miller, Cerdas di Kelas Sekolah Kepribadian, disadur oleh Dr. Abdul Munir Mulkhan (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2002).
  12. Kazuo Shimogaki, Kiri Islam : Antara Modernisme dan Postmodernisme : Telaah Kritis atas Pemikiran Hassan Hanafi (Between Modernity and Postmodernity The Islamic Left and Dr. Hassan Hanafi’s Tought : A Critical Reading) Terj. Jadul Maula & M. Imam Azis, (Yogyakarta: LKIS, 2000).
  13. Kompas, Minggu, 28 Februari 2016
  14. Muhidin M. Dahlan (ed), Sosialisme Religius Suatu Jalan Keempat?, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2002).
  15. Marcel A. Boisard, Humanisme Dalam Islam, alih bahasa dari L’Humanisme De L’Islam
  16. oleh Albin Michel (Jakarta: Bulan Bintang, 1979).
  17. Nurhilaliati, Pendidikan dan Psikologi Humanistik Relasi atau Negasi, (Mataram: Alam Tara Institut, 2011).
  18. Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam, terj. Dari Falsafah at-Tarbiyyah al-Islamiyyah oleh Hasan Langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979).
  19. Yanuar Surya Putra, Theoritical Review : Teori Perbedaan Generasi, dalam Journal Among Makarti, Vol. 9. No. 18, Desember, 2016.