Main Article Content

Abstract

Pemikiran liberalisasi Islam sudah ditanamkan sejak zaman penjajahan Belanda. Namun secara sistematis dari dalam tubuh organisasi Islam, gerakan liberalisasi Islam di Indonesia bisa dimulai pada awal 1970-an. Pada 3 Januari 1970, ketua umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Indonesia (PBHMI), Nurcholish Madjid, secara resmi menggulirkan perlunya dilakukan sekularisasi Islam.


Selanjutnya, kelompok Jaringan Islam Liberal (JIL) didirikan oleh para aktivis Utan kayu, di Jakarta pada 8 April 2001.Kelompok ini turut mewarnai maraknya liberalism dan mempromosikan gagasan Islam liberal (JIL).Secara historis, kemunculan JIL merupakan respon atau gerakan tandingan terhadap gerakan-gerakan fundamentalis-radikal di Indonesia yang mengemuka tidak lama setelah lengsernya Suharto pada tahun 1998.Dalam posisinya sebagai kelompok yang memperjuangkan ruang publik di Indonesia, JIL berperan sebagai counter discourse bagi kelompok-kelompok radikal-konservatif Muslim yang selalu menyerukan penerapan syariat dan pembentukan negara Islam Indonesia.


Bagi JIL, Indonesia adalah bangsa majemuk/plural yang membutuhkan ruang publik.Apapun yang menyangkut urusan bersama harus dimusyawarahkan secara bebas dan demokratis.Selama keberadaannya, JIL terus mendukung sistem demokrasi, kebebasan, dan kesetaraan sosial.Sedangkan secara ideologis, terbentuknya JIL dapat dilihat sebagai kristalisasi dan kelanjutan dari pemikiran dan gerakan Islam sebelumnya, baik dalam lingkup Indonesia secara khusus maupun di dunia secara umum.

Keywords

Dakwah Penomena liberal

Article Details

How to Cite
Djamaluddin, Ahdar, Musyarif Musyarif, and Suriati Suriati. 2020. “DAKWAH DAN FENOMENA GERAKAN ISLAM LIBERAL”. TASAMUH 18 (1):96-113. https://doi.org/10.20414/tasamuh.v18i1.2149.

References

  1. Armas, Adnin. Metodologi Bible dalam Studi Al-Qur’an; Kajian Kritis, Jakarta: Gema Insani Press, 2005
  2. Armas, Adnin Metodologi Bible dalam Studi Al-Qur’an; Kajian Kritis, Jakarta: Gema Insani Press, 2005
  3. Arifin, Psikologi Dakwah, Jakarta: Bulan Bintang, 1977
  4. Barton, Greg. Gagasan Islam Liberal Di Indonesia, Jakarta: Paramadina, 2002Sjafril, Akmal Islam Liberal 101, Bogor:Afnan Publishing, 2015
  5. Ghazali, Abd. Moqsith.Argumen Pluralisme Agama; Membangun Toleransi Berbasis Al-Quran, Jakarta: Katakita, 2009
  6. Jaringan Islam Liberal” dalam: http://islamlib.com/id/halaman/tentang-jil diakses pada 20 Oktober 2017
  7. Jaiz, Hartono Ahmad. Menangkal Bahaya JIL FLA, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.2005
  8. http://www.mdn.org.my/?p=3085. Diakses tanggal 20 Oktober 2017
  9. http://iwaka91.blogspot.co.id/2011/05/liberalisme-arti-isi-dan-masuk-ke.html. diakses tanggal 20 Oktober 2017
  10. Husaini, Adian. Liberalisasi Islam di Indonesia, Jakarta: Gema Insani, 2015
  11. Husaini, Adian Liberalisasi Islam Di Indonesia; Fakta Dan Data, Cet III ;Jakarta: Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, 2008
  12. Handrianto, Budi. 50 Tokoh Islam Liberal Indonesia; Pengusung Ide Sekulerisme, Pluralisme Dan Liberalisme Agama, Jakarta : Hujjah Press, 2007
  13. Mas’udi, Masdar Farid. Dakwah Membela kepentingan Siapa, Jakarta: P3M Pesantren, 1987
  14. Salim, Fahmi. Kritik terhadap Studi Al-Qur’an Kaum Liberal, (Jakarta: Perspektif, 2010
  15. Setiawan, Nur Kholis. Akar-Akar Pemikiran Progresif Dalam Kajian Al Qur’an, Yogyakarta: Elsaq, 2008
  16. Surahman, Cucu. Tafsir Kontekstual JIL: Telaah atas Konsep Syariat Islam dan Hudud, Journal of Qur’an and Hadith Studies Vol. 2, No. 1 2013
  17. Syafrin, Nirwan. Kritik Terhadap Paham Liberalisasi Syariat Islam, Jakarta: Dewan Dakwah Islamiyyah Indonesia, 2008
  18. Yunus, Mahmud Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsiran Al qur’an, 1972