Digitalisasi pemasaran keripik tempe dalam menghadapi persaingan dagang selama pandemi Covid-19

Authors

  • Muhammad Syahril Imron Universitas Jember, Jember, Indonesia
  • Yudha Nurdian Universitas Jember, Jember, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.20414/transformasi.v17i1.3129

Keywords:

Covid-19, keripik tempe, pemasaran, digital

Abstract

[Bahasa]Indonesia saat ini mengalami kondisi krisis atau bencana yang disebabkan oleh Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang menyebar luas hingga ke daerah Jember. Berbagai kebijakan untuk mencegah penyebaran covid-19 justru berimplikasi buruk terhadap beberapa sektor lain khususnya pada sektor ekonomi. Dampak ini jelas juga dirasakan oleh pelaku usaha keripik tempe yang berada di kelurahan Sumbersari, seperti tingkat penjualan menurun dan metode pemasaran yang masih terbatas secara langsung (luring). Adanya program Kuliah Kerja Nyata Back to Village (KKN-BTV) Universitas Jember bertujuan untuk mendampingi pelaku usaha “TEMPE GO” di kelurahan Sumbersari. Lebih spesifik, tujuan dari adanya kegiatan ini adalah memberikan edukasi dan pelatihan tentang proses produksi yang baik dan benar, pemasaran suatu produk secara digital, dan pembuatan beberapa platform digital. Metode yang digunakan pada kegiatan KKN BTV ini adalah Participatory Rural Appraisal (PRS) yang memungkinkan keterlibatan masyarakat dalam melaksanakan berbagai kegiatan, mulai dari observasi, pemberian sosialisasi tentang protokol kesehatan, sanitasi kerja dan proses produksi, pendampingan proses produksi, pendampingan pembuatan desain logo dan kemasan, pembuatan akun media sosial hingga promosi dan pemasaran produk. Upaya yang telah dilakukan untuk mewujudkan digitalisasi pemasaran “TEMPE GO” terwujud dengan terbentuknya akun instagram, whatsapp, tokopedia dan shopee sebagai media pemasaran digital. Masyarakat didorong untuk terus mengelola secara baik capaian kegiatan yang telah dilakukan demi terciptanya usaha yang berkelanjutan.

Kata Kunci: Covid-19, keripik tempe, pemasaran, digital

[English]Indonesia is currently experiencing a crisis caused by Covid-19 which has spread widely to Jember area, especially Sumbersari village. Various policies as an effort to prevent the spread have had bad implications for several other sectors, particularly in the economic sector. This impact is also clearly felt by people who have tempe chip business in Sumbersari village, such as declining sales levels and limited direct marketing methods (offline). The existence of the Back to Village Community Service Program at the University of Jember aims to assist "TEMPE GO" entrepreneurs in Sumbersari Village. More specifically, the purpose of this activity is to provide education and training on proper and correct production processes, digital marketing of a product, and the creation of several digital platforms. The method used in the program is Participatory Rural Appraisal (PRS), which allows community involvement in carrying out various activities, starting from observation, providing outreach on health protocols, work sanitation and production processes, production process mentorship, assistance in making logo and packaging designs, creating social media accounts to product promotion and marketing. The efforts made to realize the digitalization of Tempe Go marketing are the creation of Instagram, WhatsApp, Tokopedia and Shopee accounts as digital marketing media. The local people is encouraged to properly manage the achievements of the program in order to create a sustainable business.

Keywords: Covid-19, tempe chips, marketing, digital

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2021-06-30

How to Cite

Imron, M. S., & Nurdian, Y. (2021). Digitalisasi pemasaran keripik tempe dalam menghadapi persaingan dagang selama pandemi Covid-19. Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 17(1), 65–76. https://doi.org/10.20414/transformasi.v17i1.3129