Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/transformasi <p><strong>Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat</strong> (p-ISSN: <a href="http://issn.pdii.lipi.go.id/issn.cgi?daftar&amp;1180426832&amp;1&amp;&amp;" target="_blank" rel="noopener">1858-3571</a> | e-ISSN: <a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2580-9628" target="_blank" rel="noopener">2580-9628</a>) adalah jurnal ilmiah yang dikelola oleh Pusat Pengabdian Masyarakat (P2M) dibawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram. Jurnal Transformasi mempublikasikan hasil-hasil pengabdian masyarakat yang berbasis riset dengan tema pemberdayaan masyarakat atau kelompok profesi tertentu, pemberdayaan keluarga, pengembangan madrasah, penerapan teknologi tepat guna, pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan, dan pelatihan. Jurnal Transformasi terbit dua kali setiap tahun yaitu pada bulan <strong>Juni</strong> dan <strong>Desember</strong>. Pada pengajuan p-ISSN tahun 2007 nomenklatur nama jurnal yang digunakan adalah Transformasi. Kemudian pada saat pengajuan e-ISSN tahun 2017 nomenklatur nama jurnal berubah menjadi Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat<strong>. </strong>Tujuan perubahan tersebut adalah untuk menambahkan identitas jurnal Transformasi sebagai jurnal pengabdian kepada masyarakat. Seiring dengan alih status institusi pada tahun 2007, nama penerbit juga mengalami perubahan dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram. Jurnal Transformasi merupakan anggota dari <strong>Asosiasi Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (<a href="https://ajpkm.org/members/" target="_blank" rel="noopener">AJPKM</a>)</strong></p> LP2M Universitas Islam Negeri Mataram en-US Transformasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat 1858-3571 Sustainable development through raw material diversification in the Banyumulek pottery industry community on Lombok Island https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/transformasi/article/view/11182 <p><strong><em>[Bahasa]</em></strong><strong>: </strong>Gerabah merupakan salah satu produk unggulan daerah di Desa Banyumulek Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Industri ini telah berlangsung lebih dari setengah abad, dan menjadi mata pencaharian pokok hampir 80% masyarakat di Desa Banyumulek. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk sosialisasi dan praktek penerapan teknologi material komposit menggunakan bahan alternatif untuk pembuatan gerabah. Bahan alternatif yang digunakan berasal dari limbah abu pembakaran gerabah. Tim pengabdian bermitra dengan KIAT Gerabah Lombok, yang merupakan kelompok pengrajin gerabah beranggotakan 25 orang. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi dampak negatif dari limbah abu dan meningkatkan nilai ekonomisnya. Pengabdian dilakukan dengan metode Participatory Action Research (PAR) dan Focus Group Disscussion (FGD). Penerapan kedua metode dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan para peserta pengabdian tentang diversifikasi dan teknik pembuatan gerabah dengan teknologi komposit sebanyak 30-80%. Sedangkan indeks kepuasan peserta pengabdian menunjukkan sebanyak 76% peserta pengabdian merasa puas dan sangat puas terhadap pelaksanaan kegiatan. Diversifikasi bahan baku dalam pembuatan gerabah, diharapkan dapat menjaga keberlangsungan industri gerabah di Desa Banyumulek sebagai menjadi salah satu warisan budaya dan produk unggulan daerah yang perlu dilestarikan.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> gerabah, diversifikasi, limbah abu pembakaran, Banyumulek, teknologi komposit</p> <p><strong><em>[English]: </em></strong>Pottery is a leading regional product in Banyumulek Village, West Lombok Regency, West Nusa Tenggara Province. The industry, which has existed for over half a century, serves as the primary livelihood for nearly 80% of Banyumulek's population. This community service activity aimed to introduce and practice composite material technology using alternative materials derived from pottery firing ash waste. The service partnered with KIAT Gerabah Lombok, a pottery artisans' group with 25 members. The objectives included mitigating the negative impacts of firing ash waste and enhancing its economic value. Employing Participatory Action Research (PAR) and Focus Group Discussion (FGD) methods, the activities improved participants' understanding of diversification and composite technology pottery techniques by 30-80%. The participant satisfaction index revealed that 76% were satisfied or very satisfied with the activity. Diversifying raw materials in pottery making is expected to sustain the pottery industry in Banyumulek Village, preserving it as a cultural heritage and regional hallmark.</p> <p><strong>Keywords:</strong> pottery, diversification, firing ash waste, Banyumulek, composite technology</p> Saprini Hamdiani Siti Raudhatul Kamali Saprizal Hadisaputra Ivon Arisanti M. Riski Hidayatullah Mufid Anshori Supyan Azzauri Indriyatno Iwan Sumarlan Copyright (c) 2024 Saprini Hamdiani, Siti Raudhatul Kamali, Saprizal Hadisaputra, Ivon Arisanti, M. Riski Hidayatullah, Mufid Anshori, Supyan Azzauri, Indriyatno, Iwan Sumarlan http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-12-31 2024-12-31 20 2 203 214 10.20414/transformasi.v20i2.11182 Improving children’s environmental literacy through experiential learning https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/transformasi/article/view/10030 <p><strong><em>[Bahasa]</em></strong><strong>: </strong>Pengenalan ekosistem yang ada di sekitar masyarakat sejak dini memiliki dampak ekologis dan ekonomis yang besar. Namun, pengenalan literasi lingkungan kepada peserta didik di tingkat dasar belum secara maksimal dilakukan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan mengenalkan peserta didik tingkat dasar mengenai literasi lingkungan, khususnya melalui pemahaman mengenai ekosistem mangrove. Sebanyak 48 siswa di Desa Petiken dan Desa Karangandong, Kabupaten Gresik diperkenalkan tentang konsep literasi lingkungan melalui mangrove, yang merupakan kekayaan natural yang dimiliki Kabupaten Gresik bagian pesisir. Metode pembelajaran yang digunakan pada program pengabdian kepada masyarakat ini adalah experiential learning, atau pembelajaran melalui pengalaman langsung. Metode ini juga secara langsung mengaplikasikan pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA), di mana terdapat keterlibatan masyarakat yang besar dalam pembangunan desanya. Hasil evaluasi kegiatan ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan secara statistik terkait pengetahuan dan perilaku peserta didik tingkat dasar terhadap lingkungan. Hasil dari program ini memiliki implikasi bahwa isu-isu krusial yang penting untuk diketahui sejak dini dapat diajarkan melalui metode experiential learning. Pembahasan mengenai rancangan program, hasil, dan kendala di lapangan juga didiskusikan pada artikel ini.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> literasi lingkungan, hutan mangrove, pembelajaran melalui pengalaman</p> <p><strong><em>[English]: </em></strong>Introducing the surrounding ecosystems to students early can yield significant ecological and economic impacts. However, environmental literacy has not been adequately introduced to students at the primary level. This community service activity aims to improve the environmental literacy of primary-level students, particularly related to mangrove ecosystems. Forty-eight students in Petiken Village and Karangandong Village, Gresik Regency, were involved in introducing the concept of environmental literacy through the mangrove ecosystem, which is a natural resource in the Gresik Regency coastal area. The learning method used in this community service program was experiential learning, or learning through direct experience. This method also directly applied the Participatory Rural Appraisal (PRA) approach, where there was significant community involvement in the development of their village. The evaluation results show a statistically significant increase in the knowledge and behaviour of primary-level students towards the environment. The results of this program have implications that crucial issues that are important to know from an early age can be taught through experiential learning methods. Discussions on the program design, results, and obstacles in the field were also presented in this article.</p> <p><strong>Keywords:</strong> environmental literacy, mangrove forests, experiential learning</p> Ridwan Aji Budi Prasetyo Yuli Rahmawati Muhammad Fauzi Romadhon Sendy Prasetyo Copyright (c) 2024 Ridwan Aji Budi Prasetyo, Yuli Rahmawati, Muhammad Fauzi Romadhon, Sendy Prasetyo http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-12-31 2024-12-31 20 2 215 229 10.20414/transformasi.v20i2.10030 Training on designing teaching materials with a book creator for junior high school science teachers in the Pali district https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/transformasi/article/view/11284 <p><strong><em>[Bahasa]</em></strong><strong>: </strong>Perkembangan teknologi yang begitu pesat dibidang pendidikan dan rendahnya tingkat keterampilan guru dalam pemanfaatan teknologi menjadi latar belakang pentingnya pelaksanaan kegiatan pengabdian ini. Pengabdian pembuatan bahan ajar berbantuan <em>book creator</em> ditujukan bagi guru IPA SMP di kabupaten PALI. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya tingkat keterampilan guru dalam pemanfaatan teknologi dan belum adanya bahan ajar berdiferensiasi berbasis elektronik. Perubahan kurikulum menjadi kurikulum merdeka dan kurangnya pelatihan dalam pemanfaatan teknologi menjadi faktor utama. Oleh karena itu, tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan keterampilan guru dalam pemanfaatan teknologi dan meningkatkan pemahaman guru serta menghasilkan bahan ajar berdiferensiasi dengan memanfaatkan platform digital yaitu <em>book creator</em>. PAR (<em>Participatory Action Research</em>) merupakan metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian yang terbagi menjadi: a) persiapan, b) pelaksanaan dan c) evaluasi dan refleksi. Sasaran kegiatan pelatihan adalah 19 guru IPA SMP di kabupaten PALI. Berdasarkan hasil data Pre-Test dan Post-Test yang diperoleh untuk tingkat keterampilan awal peserta pelatihan sebesar 50,86% dan meningkat menjadi 93% setelah melakukan pelatihan. Dibuktikan dengan nilai N-Gain yaitu 0,86 dengan kategori tinggi untuk efektivitas peningkatan keterampilan guru dalam pemanfaatan teknologi dan pembuatan bahan ajar berdiferensiasi setelah melakukan pelatihan. Sedangkan dari hasil evaluasi kepuasan peserta pelatihan berada pada kategori sangat puas dengan nilai 81,57%. Kegiatan pengabdian ini memberikan manfaat dan dampak positif dalam meningkatkan keterampilan guru dan dengan pelatihan seperti ini akan menciptakan guru-guru yang terampil dan profesional di Indonesia.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> bahan ajar, teknologi, kurikulum merdeka, book creator</p> <p><strong><em>[English]: </em></strong>The rapid development of technology in education and the low level of teacher skills in utilizing technology are the background of the importance of implementing this community service program. The program of making teaching materials with the help of book creators is aimed at junior high school science teachers in the PALI district. This is due to the low level of teacher skills in utilizing technology and the absence of electronic-based differentiated teaching materials. The main factors are the curriculum change to an independent curriculum and the lack of training in technology utilization. Therefore, the research aims to improve teachers' skills in technology utilization, increase teachers' understanding, and produce differentiated teaching materials by utilizing a digital platform, namely book creator. PAR (Participatory Action Research) is a method used in the implementation of service activities, which is divided into a) preparation, b) implementation, and c) evaluation and reflection. The training targets were 19 junior high school science teachers in the PALI district. Based on the results of the pre-test and post-test data obtained, the initial skill level of the trainees was 50.86%, which increased to 93% after the training. They are proven by the N-Gain value of 0.86, a high category for the effectiveness of growing teacher skills in utilizing technology and making differentiated teaching materials after training. Meanwhile, the evaluation results of the satisfaction of the training participants were in the very satisfied category, with a value of 81.57%. This service activity provides benefits and positive impacts in improving teacher skills, and training like this will create skilled and professional teachers in Indonesia.</p> <p><strong>Keywords</strong><strong>:</strong> teaching materials, technology, independent curriculum, book creator</p> Leni Marlina Ketang Wiyono Ismet Dwi Purnomo Aji Syuhendri Listiyorini Lita Luciana Irvan Nur Rizki Mutiara Putri Siti Nashirah Anggraini Anisah Suci Ramadani Annisa Bestari Rahma Ta Saqina Copyright (c) 2024 Leni Marlina, Ketang Wiyono, Ismet, Dwi Purnomo Aji, Syuhendri, Listiyorini, Lita Luciana, Irvan Nur Rizki, Mutiara Putri, Siti Nashirah Anggraini, Anisah Suci Ramadani, Annisa Bestari, Rahma Ta Saqina http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-12-31 2024-12-31 20 2 230 242 10.20414/transformasi.v20i2.11284 Training based on snack videos for educational content to support the professionalism of teachers at Al Lukmanul Hakim 2 Yogyakarta Integrated Islamic Elementary School https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/transformasi/article/view/10064 <p><strong><em>[Bahasa]</em></strong><strong>: </strong>Integrasi teknologi dalam proses pendidikan dapat secara aktif mendorong keterlibatan siswa dalam belajar. Namun, guru masih menghadapi tantangan dalam mengembangkan media pembelajaran yang berbasis teknologi. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru Sekolah Dasar melalui pelatihan konten pendidikan menggunakan snack video berbasis Ajaran Tamansiswa TRI N (<em>Niteni</em><em>, Niroke dan Nambahi</em>). Pengabdian ini menggunakan metode <em>Participatory Action Research</em> yang dilakukan dalam tiga tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Berdasarkan evaluasi melalui angket yang dibagikan kepada guru SD Islam Terpadu Al Lukmanul Hakim 2 Yogyakarta, dari data yang masuk ditemukan 65% sebagian besar guru memiliki keterampilan editing konten kreator pendidikan di platform <em>Snack Video</em> yang tergolong cukup baik. Meskipun demikian, tingkat pemahaman guru terhadap materi sosialisasi tergolong baik. Selain itu dari 30 guru diperoleh 80% dari mereka memiliki pemahaman baik, dan 14% memiliki pemahaman sangat baik, sementara hanya 1% yang memiliki pemahaman kurang baik. Dalam hal kepuasan terhadap kegiatan pengabdian, 20% dari para guru menyatakan tidak puas, 60% menyatakan puas, dan 20% menyatakan sangat puas. Meskipun beberapa guru merasa tidak puas, mayoritas merasa puas atau sangat puas dengan kegiatan pengabdian ini. Sebagai kesimpulan, pengabdian ini berhasil meningkatkan keterampilan editing konten pendidikan guru dan memperkuat pemahaman mereka terhadap materi sosialisasi berdasarkan ajaran tamansiswa <em>Niteni</em><em>, Niroke dan Nambahi</em>.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Snack Video, Tri N, profesionalisme guru</p> <p><strong><em>[English]: </em></strong>Integrating technology into the education process can actively promote student engagement in learning. However, teachers generally struggle to develop technology-based learning tools. This community service program aims to enhance the professionalism of elementary school teachers through educational content training using snack videos based on the Tamansiswa TRI N teachings. (Niteni, Niroke dan Nambahi). This community service activity is carried out in three stages: planning, implementation, and evaluation. Based on the assessment through a questionnaire distributed to teachers at SD Islam Terpadu Al Lukmanul Hakim 2 Yogyakarta, the data collected showed that 65% of many teachers have editing skills for educational content creators on the Snack Video platform, which are classified as quite reasonable. Nevertheless, teachers' understanding of the socialisation material is classified as good. Additionally, out of 30 teachers, 80% have good knowledge, 14% have excellent experience, and only 1% have poor knowledge. Regarding satisfaction with the service activities, 20% of the teachers expressed dissatisfaction, 60% expressed satisfaction, and 20% expressed high satisfaction. Although some teachers feel dissatisfied, most are satisfied with this service activity. In conclusion, this service successfully improved teachers' content editing skills and strengthened their understanding of socialisation materials based on the teachings of Tamansiswa: Niteni, Niroke, and Nambahi.</p> <p><strong>Keywords:</strong> Snack Video, TRI N, teacher professionalism</p> Elyas Djufri Rochmad Novian Inderanata Ahmad Syauqi Hidayatullah Ika Kartika Copyright (c) 2024 Elyas Djufri, Rochmad Novian Inderanata , Ahmad Syauqi Hidayatullah, Ika Kartika http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-12-31 2024-12-31 20 2 243 254 10.20414/transformasi.v20i2.10064 Beyond procrastination: Enhancing academic self-efficacy to reduce procrastination among students of SMPN X in Malang City https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/transformasi/article/view/11247 <p><strong><em>[Bahasa]</em></strong><strong>: </strong>Fenomena prokrastinasi sering terjadi pada pelajar di sekolah, termasuk pada jenjang pendidikan menengah pertama. Pelajar SMP berada di tahap perkembangan remaja awal dengan rentang usia 12-15 tahun. Permasalahan yang sering muncul pada masa remaja, seperti menghindari tugas dan memilih melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan, menjadi tantangan yang perlu diperhatikan. Berdasarkan asesmen kebutuhan terhadap pelajar SMP kelas 8 di SMPN X ditemukan bahwa mereka kesulitan mengatur waktu dan cenderung menunda pengerjaan tugas sekolah, terutama yang dianggap sulit. Oleh karena itu, diperlukan suatu intervensi berupa sosialisasi untuk mengenalkan konsep prokrastinasi dan meningkatkan efikasi diri akademik. Intervensi ini dirancang untuk memberikan pemahaman kepada pelajar tentang penyebab dan dampak penundaan tugas sekolah dan strategi untuk mengatasi prokrastinasi. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan edukasi kepada pelajar terkait prokrastinasi dengan menggunakan metode pre-post test. Pretest dan posttest dilakukan dengan menggunakan kuesioner pada awal dan akhir sesi kegiatan. Hasil pengabdian masyarakat menunjukkan bahwa meskipun tidak ada peningkatan yang signifikan pada skor efikasi diri akademik setelah intervensi, namun intervensi ini berhasil meningkatkan rasa tanggungjawab pelajar terhadap hasil belajar mereka. Selain itu, meskipun tidak ditemukan perbedaan skor prokrastinasi yang signifikan sebelum dan sesudah intervensi, pelajar yang melaporkan penurunan prokrastinasi cenderung mengalami peningkatan efikasi diri akademik sebagai dampak dari intervensi tersebut.</p> <p><strong>Kata Kunci: </strong>efikasi diri akademik, pelajar SMP, prokrastinasi, rasa tanggungjawab, remaja awal</p> <p><strong><em>[English]: </em></strong>The phenomenon of procrastination is often observed among students at school, including those at the junior high school level. Junior high school students are in the early adolescent stage, ranging from 12 to 15 years old. Common issues during adolescence, such as avoiding tasks and engaging in more enjoyable activities, present challenges that require attention. A needs assessment conducted among 8<sup>th</sup>-grade students at SMPN X revealed that they face difficulties in time management and tend to postpone completing school assignments, particularly those perceived as challenging. Therefore, an intervention through a socialization program is necessary to introduce the concept of procrastination and enhance academic self-efficacy. This intervention was designed to provide students with an understanding of the causes and consequences of procrastination and strategies to overcome it. This community service aims to educate students about procrastination using a pre-test and post-test method. Pre-tests and post-tests were conducted using questionnaires at the beginning and end of the sessions. The results of the community service program indicated that, although there was no significant increase in academic self-efficacy scores after the intervention, the program successfully improved students' sense of responsibility for their learning outcomes. Furthermore, while no significant differences were found in procrastination scores before and after the intervention, students who reported a decrease in procrastination tended to experience an increase in academic self-efficacy as an effect of the intervention.</p> <p><strong>Keywords:</strong> academic self-efficacy, early teens, junior high school students, procrastination, sense of responsibility</p> Sukma Nurmala Ali Mashuri Yuliezar Perwira Dara Haykal Hafizul Arifin Copyright (c) 2025 Sukma Nurmala, Ali Mashuri, Yuliezar Perwira Dara, Haykal Hafizul Arifin http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-12-31 2024-12-31 20 2 255 266 10.20414/transformasi.v20i2.11247 Enhancing the independence of pregnant women in preventing anemia using the Anvent application in Tanjung Anom Village, Deli Serdang Regency https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/transformasi/article/view/11806 <p><strong><em>[Bahasa]</em></strong><strong>: </strong>Prevalensi anemia pada ibu hamil di Desa Tanjung Anom cukup tinggi (38,5%). Pemerintah melalui puskesmas telah berupaya menurunkan prevalensi anemia dengan memberikan tablet Fe kepada setiap ibu hamil dan diwajibkan untuk mengonsumsi sebanyak minimal 90 tablet selama kehamilan. Namun sebagian besar ibu hamil di Desa Tanjung Anom tidak memiiliki kemandirian dalam mencegah anemia dan mengonsumsi Tablet Fe yang telah diberikan oleh Puskesmas. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ibu hamil untuk mencegah anemia dengan aplikasi Anvent (Anemia Prevention) di Desa Tanjung Anom Kabupaten Deli Serdang. Metode kegiatan dilakukan dengan tahapan persiapan, sosialisasi, edukasi pencegahan anemia pada ibu hamil, pelatihan penggunaan aplikasi Anvent, evaluasi pengetahuan dan keterampilan ibu hamil. Kegiatan dilakukan di Balai Desa Tanjung Anom pada bulan September sampai Oktober 2024 dan diikuti oleh sebanyak 96 orang ibu hamil. Aplikasi Anvent dibuat dengan tampilan yang menarik dan informatif dan memiliki 5 menu yaitu : Home, Menu Pangan Lokal, Pantau, Bagan Koordinasi, dan Chat. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan yang siginifikan pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan pencegahannya setelah mengikuti kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Keterampilan ibu hamil dalam menggunakan aplikasi Anvent menunjukkan sebagian besar memiliki kemampuan yang baik. Sebagian besar ibu hamil juga dapat melihat tingkat kepatuhan mereka dalam mengonsumsi tablet Fe pada aplikasi Anvent. Aplikasi ini dapat menjadi solusi yang dapat dimanfaatkan oleh setiap ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan anemia dan menjadi alat pemantau dalam tablet Fe.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> anemia, aplikasi Anvent, ibu hamil, pantau, tablet Fe</p> <p><strong><em>[English]: </em></strong>The prevalence of anemia among pregnant women in Tanjung Anom Village is relatively high at 38.5%. Through the health center, the government has implemented efforts to reduce this prevalence by providing pregnant women with iron tablets (Fe), requiring them to consume at least 90 tablets during pregnancy. However, most pregnant women in the village lack independence in preventing anemia and are inconsistent in consuming the Fe tablets provided. This community service program aims to improve the independence of pregnant women in preventing anemia by using the Anvent (Anemia Prevention) application in Tanjung Anom Village, Deli Serdang Regency. The program was carried out through several stages, including preparation, socialization, education on anemia prevention, training on using the Anvent application, and evaluation of participants’ knowledge and skills. The program was conducted at the Tanjung Anom Village Hall from September to October 2024 and involved 96 pregnant women. The Anvent application was designed to be informative and user-friendly, featuring five menus: Home, Local Food Menu, Monitor, Coordination Chart, and Chat. The program showed a significant increase in the knowledge of pregnant women regarding anemia prevention after their participation. Most participants demonstrated good skills in using the application and were able to monitor their compliance with consuming Fe tablets through Anvent. This application presents a practical and innovative solution for pregnant women to enhance their knowledge of anemia prevention and serves as an effective tool for monitoring Fe tablet consumption.</p> <p><strong>Keywords</strong><strong>:</strong> anemia, Anvent application, pregnant women, monitor, Fe tablets</p> Edy Marjuang Purba Laurena Ginting Saut Purba Dermawan Anna Waris Nainggolan Copyright (c) 2024 Edy Marjuang Purba, Laurena Ginting, Saut Purba, Dermawan, Anna Waris Nainggolan http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-12-31 2024-12-31 20 2 267 279 10.20414/transformasi.v20i2.11806 Improving menstrual hygiene management for adolescents with disabilities through parental assistance https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/transformasi/article/view/10447 <p><strong><em>[Bahasa]</em></strong><strong>: </strong>Pendampingan orang tua memiliki peran yang krusial bagi remaja perempuan dengan disabilitas dalam mengelola kebersihan menstruasi selama masa menstruasi. Pendampingan ini sebagai langkah untuk memastikan remaja penyandang disabilitas dapat menangani masalah menstruasi secara higienis dan sehat. Namun demikian, orang tua yang memiliki anak disabilitas seringkali menghadapi kesulitan dan tantangan dalam mengajarkan kebersihan menstruasi kepada anaknya. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan manajemen kebersihan menstruasi kepada orang tua dengan anak penyandang disabilitas. Program ini melibatkan 28 orang tua atau wali dari remaja putri disabilitas sebagai partisipan. Program kegiatan ini menggunakan pendekatan persuasif-edukatif melalui penyuluhan dan pendampingan. Pelaksanaan kegiatan terdiri dari penyusunan rancangan program, pelaksaan program, dan evaluasi kegiatan. Pada tahap pelaksanaan, peserta terlibat proses learning and sharing yang mencakup penyajian informasi, diskusi dan sharing session, demonstrasi dan simulasi pendampingan orang tua. Hasil program pengabdian kepada masyarakat ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta terkait kesehatan reproduksi dan manajemen kebersihan menstruasi remaja disabilitas. Setelah program, peserta memiliki keterampilan yang baik dalam mengajarkan dan mendampingi anak mereka ketika menangani masalah menstruasi berdasarkan standar ksehatan dan kebersihan. Pelibatan orang tua secara aktif dalam mendampingi remaja disabilitas merupakan dukungan yang tepat bagi remaja disabilitas untuk mengembangkan keterampilan manajemen kebersihan menstruasi.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> pendampingan orang tua, remaja disabilitas, manajemen kebersihan menstruasi</p> <p><strong><em>[English]: </em></strong>Parental assistance has a crucial role for female adolescents with disabilities in managing menstrual hygiene during puberty. This assistance is a way to ensure that adolescents with disabilities are able to handle their menstrual problems hygienically and healthily. However, parents of adolescents with disabilities often encounter difficulties and challenges when educating their teenagers regarding menstrual hygiene. This community service programme aims to improve the understanding and skills of menstrual hygiene management for parents of adolescent females with disabilities. It involved 28 parents and caregivers who have adolescent females with disabilities. The programme utilised a persuasive-educative approach through counselling and mentoring, which comprises several stages, including design, implementation, and evaluation. At the implementation stage, participants were engaged in a learning and sharing process that included information presentation, discussion and experience sharing, demonstration and simulation of parental mentoring. The results show an increase in participants' knowledge and understanding related to reproductive health and menstrual hygiene management of adolescents with disabilities. After the programme, participants have adequate skills to educate and assist their adolescent females when dealing with menstrual problems based on health and hygiene standards. Parental engagement is an effective way to develop knowledge and skills of menstrual hygiene management in adolescent females with disabilities.</p> <p><strong>Keywords</strong><strong>:</strong> parental assistance, adolescents with disabilities, menstrual hygiene management</p> Euis Heryati Nur Faizah Romadona Nita Nitiya Neni Meiyani Copyright (c) 2024 Euis Heryati, Nur Faizah Romadona, Nita Nitiya, Neni Meiyani http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-12-31 2024-12-31 20 2 280 290 10.20414/transformasi.v20i2.10447 Optimising child development through smart education strategy in Pelemsewu Panggungharjo village https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/transformasi/article/view/11077 <p><strong><em>[Bahasa]</em></strong><strong>: </strong>Prevalensi gangguan perkembangan pada anak meningkat di dunia dan diperkirakan mencapai 5-25% pada tahun 2019. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak dapat mempengaruhi berbagai aspek perkembangan, termasuk perilaku, keterlambatan bicara dan bahasa, kesulitan koordinasi, dan gangguan kognitif. Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh stimulasi kognitif, sensitivitas pengasuh, dan kondisi sosial-ekonomi orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pendidikan kesehatan berbasis masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan orang tua tentang stimulasi tumbuh kembang anak di Desa Panggungharjo, Yogyakarta. Metode pengambilan data yang digunakan meliputi wawancara, observasi, dan survei yang dipandu oleh kader posyandu di komunitas sebagai mitra. Intervensi pada pengabdian masyarakat ini meliputi sesi pendidikan, permainan, diskusi, dan stimulasi dengan 40 orang tua yang memiliki anak usia prasekolah. Analisis deskriptif digunakan untuk survei awal. Tes Wilcoxon mengukur pengetahuan orang tua pre-test dan post-test tentang perkembangan anak. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pengetahuan orang tua setelah intervensi, dengan rata-rata skor pre-test sebesar 8,1 meningkat menjadi 9,5 pada post-test (nilai Z = 13,79, p = 0,001). Temuan ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan kesehatan yang menggunakan berbagai metode untuk meningkatkan pengetahuan orang tua, yang pada akhirnya dapat mengoptimalkan perkembangan anak. Studi ini menyimpulkan bahwa pendidikan kesehatan berbasis komunitas secara efektif meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam merangsang tumbuh kembang anak. Intervensi ini dapat dijadikan model untuk program kesehatan anak di berbagai wilayah. Selain itu, media edukasi seperti booklet dapat membantu orang tua secara mandiri merangsang tumbuh kembang anak secara berkelanjutan. Dukungan dari profesional kesehatan dan keterlibatan aktif komunitas sangat penting untuk keberhasilan program ini.</p> <p><strong>K</strong><strong>ata kunci</strong>: gangguan perkembangan anak, edukasi kesehatan, mitra komunitas</p> <p><strong><em>[English]: </em></strong>The prevalence of developmental disorders in children is increasing worldwide and is projected to reach a range of 5-25% by 2019. Children with growth and development abnormalities may experience a range of developmental challenges, such as behavioural issues, speech and language delays, coordination difficulties, and cognitive impairments. A child's growth is significantly impacted by cognitive stimulation, caregivers' sensitivity, and parents' socio-economic conditions. This study aimed to assess the efficacy of community-based health education in enhancing parents' understanding of child development stimulation in Panggungharjo Village, Yogyakarta. The data collection methods used included interviews, observations, and surveys guided by <em>posyandu</em> cadres in the community as partners. The interventions in this community service program involved education, games, discussions, and stimulation sessions with 40 parents of preschool-aged children. The intervention comprised educational activities, interactive games, group discussions, and stimulating sessions conducted with a cohort of 40 parents with preschool-age children. The baseline survey employed descriptive analysis. The Wilcoxon test was utilised to assess parents' knowledge of child development before and after the test. The findings demonstrated a significant improvement in parents' knowledge following the intervention, as indicated by the average pre-test score of 8.1, growing to 9.5 in the post-test (Z value = 13.79, p = 0.001). This discovery emphasises the significance of health education, which employs numerous approaches to enhance parental awareness and, consequently, enhance child development. The findings of this study indicate that community-based health education is a successful intervention for enhancing parents' knowledge and abilities in promoting child development. This strategy can potentially serve as a paradigm for child health programs in diverse settings. Furthermore, educational material, such as pamphlets, can assist parents in autonomously fostering sustainable child development. The success of this plan relies heavily on the support of health professionals and active community involvement. </p> <p><strong>K</strong><strong>eywords</strong><em>: </em>child development disorders, health education, community as a partner</p> Widya Rachmi Yuliandari Ayu Anita Akmadi Purwanta Copyright (c) 2024 Widya Rachmi Yuliandari, Ayu Anita, Akmadi, Purwanta http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-12-31 2024-12-31 20 2 291 302 10.20414/transformasi.v20i2.11077 Processing sawdust waste into innovative eco-substrate through upskilling Batulappa village women's group https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/transformasi/article/view/10869 <p><strong><em>[Bahasa]</em></strong><strong>: </strong>Limbah serbuk gergaji dari hasil pengolahan kayu di Desa Batulappa menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, terutama pencemaran udara akibat pengelolaan yang tidak optimal. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan limbah serbuk gergaji tersebut dengan memberdayakan Kelompok Perempuan Desa Batulappa melalui berupa <em>Upskilling</em> mitra dalam pengolahan limbah serbuk gergaji menjadi <em>Eco-Substrate Innovative</em>. Mitra dalam program ini adalah 15 anggota Kelompok Perempuan Desa Batulappa yang tergabung dalam divisi SDM dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Metode yang digunakan meliputi penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan berbasis partisipasi masyarakat (<em>society participatory</em>). Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan, yaitu rata-rata 90% dari aspek pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah limbah serbuk gergaji, dimana anggota mitra berhasil memahami dan menguasai teknik pengolahan serbuk gergaji menjadi produk bernilai ekonomis berupa <em>Eco-Substrate Innovative</em>. Selain itu, mitra juga memperoleh keterampilan tambahan, seperti pengemasan, pelabelan, pemasaran, dan pengelolaan keuangan sederhana. Melalui program pengabdian ini, mitra mampu mentransformasi limbah serbuk gergaji menjadi produk inovatif yang ramah lingkungan, sekaligus berpotensi untuk dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi bagi Kelompok Perempuan Desa Batulappa.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> eco-substrate innovative, fermentasi, media tanam, serbuk gergaji, society participatory</p> <p><strong><em>[English]: </em></strong>Sawdust waste from wood processing in Batulappa Village has a negative impact on the environment, especially air pollution due to suboptimal management. This community service program aims to overcome the problem of sawdust waste by empowering the Batulappa Village Women's Group by processing sawdust waste into Innovative Eco-Substrate. The partners in this program were 15 Batulappa Village Women's Group members of the Human Resources and Environmental Management division. The methods used include extension, training, and mentoring based on community participation (society-participatory). The evaluation results show a significant increase, namely an average of 90% in terms of knowledge and skills in processing sawdust waste, where partner members succeeded in understanding and mastering the technique of processing sawdust into economically valuable products in the form of Innovative Eco-Substrate. In addition, partners also gained additional skills, such as packaging, labeling, marketing, and simple financial management. Through this community service program, partners can transform sawdust waste into innovative, environmentally friendly products while also having the potential to improve economic welfare for the Batulappa Village Women's Group.</p> <p><strong>Keywords</strong><strong>:</strong> eco-substrate innovative, fermentation, planting media, sawdust, society participatory</p> Sartika Dewi Andi Muhammad Irfan Taufan Asfar Andi Muhamad Iqbal Akbar Asfar Andi Nurannisa Wiwi Damayanti Copyright (c) 2024 Sartika Dewi, Andi Muhammad Irfan Taufan Asfar, Andi Muhamad Iqbal Akbar Asfar, Andi Nurannisa, Wiwi Damayanti http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-12-31 2024-12-31 20 2 303 318 10.20414/transformasi.v20i2.10869 Environmental education to enhance students' awareness of protecting the environment at SMAN Kerjo, Karanganyar https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/transformasi/article/view/11287 <p><strong><em>[Bahasa]</em></strong><strong>: </strong>Lingkungan hidup merupakan aset penting bagi keberlangsungan hidup manusia, mencakup tanaman, hewan, cuaca, dan segala sesuatu yang saling terhubung untuk menciptakan keseimbangan hidup. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, motivasi, dan praktik hidup berkelanjutan bagi generasi muda melalui program Edukasi Lingkungan. Program pengabdian kepada masyarakat berupa edukasi lingkungan ini penting dilakukan untuk membekali siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan kemampuan dan kesadaran yang dibutuhkan dalam menjaga serta mengawal kelestarian lingkungan hidup di masa depan. Metode pelaksanaan pada kegiatan ini adalah penyuluhan dan evaluasi yang meliputi persiapan, seminar edukasi lingkungan, dan evaluasi. Kegiatan PkM ini bertujuan untuk meningkatkan pembentukan karakter siswa SMAN Kerjo, Karanganyar terhadap lingkungan. Hal tersebut juga mendukung visi serta misi SMAN Kerjo dalam membangun lembaga yang unggul, berakhlakul karimah, berkarakter, dan berwawasan lingkungan. Pengumpulan data menggunakan service learning dimana penilaian perkembangan berdasarkan pre-test dan post-test, serta kuisioner. Hasil diperoleh bahwa pemahaman siswa tentang lingkungan meningkat signifikan, dengan pengetahuan naik dari 18,2% menjadi 40,9%. Motivasi siswa untuk menjadi seorang pecinta lingkungan belum mengalami peningkatan signifikan, akan tetapi mereka sudah menunjukkan minat untuk berpartisipasi dalam menjaga kelestarian lingkungan, seperti membuang sampah pada tempatnya dan menanam serta merawat tanaman. Implikasi dari kegiatan PkM ini adalah meningkatnya perilaku positif siswa sebagai agen perubahan di lingkungan sekolah dan komunitas sekitar. Dengan pendampingan yang konsisten, siswa dapat lebih mengembangkan perilaku hidup berkelanjutan dan meningkatkan kesadaran mereka akan pentingnya kelestarian lingkungan dalam jangka panjang.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> edukasi lingkungan, lingkungan hidup, pengabdian kepada masyarakat, SMAN Kerjo</p> <p><strong><em>[English]: </em></strong>The environment is a vital asset for the sustainability of human life, encompassing plants, animals, weather, and all interconnected elements that create a balance in life. Therefore, efforts are needed to enhance understanding, knowledge, motivation, and sustainable living practices among the younger generation through environmental education programs. This community service program, in the form of environmental education, is essential to equip high school students with the necessary skills and awareness to protect and preserve the environment for the future. The implementation method for this program included outreach and evaluation, consisting of preparation, environmental education seminars, and evaluation activities. This Community Service Program (PkM) aims to enhance the environmental character development of students at SMAN Kerjo, Karanganyar. It also supports the vision and mission of SMAN Kerjo in building an institution that is excellent, virtuous, character-driven, and environmentally aware. Data collection was conducted using service learning, with assessments based on pre-test and post-test results and questionnaires. The results showed a significant increase in students' environmental understanding, with knowledge rising from 18.2% to 40.9%. Although students’ motivation to become environmental advocates did not show significant growth, they demonstrated interest in participating in environmental conservation efforts, such as proper waste disposal and planting and maintaining vegetation. The implications of this PkM program include the improvement of positive behavior among students as agents of change in their school and surrounding communities. With consistent guidance, students can further develop sustainable living practices and enhance their awareness of the importance of environmental conservation in the long term.</p> <p><strong>Keywords</strong><strong>:</strong> environment education, environment, community-based service, SMAN Kerjo</p> Aziz Akbar Mukasyaf Copyright (c) 2024 Aziz Akbar Mukasyaf http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-12-31 2024-12-31 20 2 319 330 10.20414/transformasi.v20i2.11287 The improvement of teachers' knowledge and skills through mentoring in the development of thematic teaching materials integrated with science and Islam at Madrasah Ibtidaiyah (MI) https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/transformasi/article/view/8916 <p><strong><em>[Bahasa]</em></strong><strong>: </strong>Pengembangan bahan ajar tematik terintegrasi Sain-Islam di Madrashah Ibtidaiyah merupakan sebuah strategi dalam memberikan pendidikan holistik dan praktis. Madrasah Ibtidaiyah Sebagai lembaga pendidikan keagamaan seharusan mengadopsi pendekatan pembelajaran khas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru dalam merancang dan mengembangkan bahan ajar tematik terintegrasi Sains-Islam dengan tema ”indahnya kebersamaan”. Metode pendampingan yang digunakan yaitu menggunakan Service Learning (SL) terdiri dari lima tahap yaitu melakukan engagement, reflection, reciprocity dan dissemination. Hasil pendampingan menunjukan keterampilan pemahaman guru ditinjau dari aspek pemahaman integrasi sebelum pendampingan rerata 70%, setelah dilakukan pendampingan meningkat menjadi 80%. Pada aspek memahami metode integrasi 68% sebelum pendampingan, setelah dilakukan pendampingan meningkat menjadi 78%. Selanjutnya terkait dengan pencarian ayat sain dan hadits juga mengalami peningkatan yaitu awalnya 70% menjadi 84%. Begitu juga dengan keterampilan pengembangan bahan ajar secara signifikan mengalami peningkatan yaitu 80% setelah pendampingan. Temuan ini menunjukan bahwa pendampingan yang dilakukan efektif meningkatkan keterampilan guru dalam merancang dan mengembangkan bahan ajar tematik terintegrasi Sains-Islam. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan solusi efektif peningkatan mutu pendidikan dalam rangka mempersiapkan peserta didik menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara moral dan spiritual.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> bahan ajar, integrasi sains-Islam, pembelajaran IPA</p> <p><strong><em>[English]: </em></strong>Developing thematic teaching materials integrated with Science-Islam in Madrasah Ibtidaiyah is essential for providing holistic and relevant education. As a faith-based educational institution, Madrasah Ibtidaiyah is expected to adopt a distinctive learning approach that integrates religious values with scientific knowledge. This study aims to enhance teachers' skills in designing and developing thematic teaching materials integrated with Science-Islam, particularly on the theme "The Beauty of Togetherness. The method used in this study is Service Learning (SL), which consists of five stages: engagement, reflection, reciprocity, and dissemination. The results of the mentoring process showed significant improvements in teacher skills. In the aspect of integration understanding, the average score increased from 70% to 80% after mentoring. Understanding the integration methods also improved, from 68% before mentoring to 78%. The ability to find relevant Quranic verses and hadiths for the learning theme increased from 70% to 84%. Lastly, the teachers' skills in developing teaching materials significantly improved, reaching 80% after the mentoring process. These findings indicate that the mentoring method based on Service Learning effectively enhances teachers' skills in developing thematic teaching materials integrated with Science-Islam. This study provides a concrete solution to improve the quality of education, preparing students to become individuals who are not only intellectually capable but also morally and spiritually strong.</p> <p><strong>Keywords</strong><strong>: </strong>teaching materials, science-Islam integration, science learning</p> Baharudin Ida Fiteriani Syaiful Anwar Nur Asiyah Dian Andesta Bujuri Copyright (c) 2024 Baharudin, Ida Fiteriani, Syaiful Anwar, Nur Asiyah, Dian Andesta Bujuri http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-12-31 2024-12-31 20 2 331 342 10.20414/transformasi.v20i2.8916 Enhancing children's awareness of disaster mitigation through innovative educational media in Rambipuji village https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/transformasi/article/view/11246 <p><strong><em>[Bahasa]</em></strong><strong>: </strong>Desa Rambipuji merupakan daerah rawan bencana di Kabupaten Jember yang berpotensi mengancam individu khsusunya anak-anak sebagai kelompok yang rentan terhadap bencana. Namun, hingga saat ini belum ada program intervensi yang secara khusus menyasar anak-anak sebagai upaya untuk mengedukasi mereka terkait mitigasi bencana. Oleh karena itu, pengabdian ini dilakukan dengan mengacu pada pedoman SPAB (Satuan Pendidikan Aman Bencana) yang disusun Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Pengabdian ini dikemas dalam Gerakan Edukasi Mengerti Bencana Rambipuji (GEMBIRA) dengan tujuan memberikan edukasi pada anak-anak sehingga memiliki kesadaran mitigasi bencana yang baik. Target program pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman mitigasi bencana pada anak melalui edukasi berbasis media edukasi inovatif dan mini simulasi bencana. Pengabdian ini juga menetapkan target pendukung dalam upaya mewujudkan kesadaran mitigasi bencana melalui pembentukan konsep program dan penguatan kelembagaan sebagai nilai keberlanjutan program. Program pengabdian ini melibatkan Pemerintah Desa Rambipuji dan Desa Tangguh Bencana (Destana) Rambipuji sebagai mitra, serta SDN 3 Rambipuji dan MI Miftahul Ulum sebagai sasaran program. Implementasi program dilaksanakan melalui Focus Group Discussion (FGD) untuk membentuk konsep program dan penguatan kelembagaan. Hasil program ini menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap kesadaran mitigasi bencana. Melalui program ini juga terbentuk konsep program yang dapat diaplikasikan oleh stakeholder terkait dan secara kelembagaan melahirkan fasilitator dan kader anak yang berperan dalam keberlanjutan program. Secara keseluruhan, program ini mencapai target yang ditetapkan dan mendapat respon positif dari mitra program pengabdian dan stakeholeder terkait.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> rawan bencana, mitigasi bencana, edukasi bencana, media edukasi inovatif</p> <p><strong> <em>[English]: </em></strong>Rambipuji Village is a disaster-prone region in Jember Regency that can potentially threaten individuals, particularly children, as a vulnerable group to disasters. However, no intervention programme has been specifically aimed at educating children regarding disaster mitigation. Therefore, this service was carried out following the Disaster Safe Education Unit (SPAB) principles developed by the National Agency for Disaster Management (BNPB). This service was organised in the Gerakan Edukasi Mengerti Bencana Rambipuji (GEMBIRA) to educate children and develop awareness of disaster mitigation. This service programme aims to increase children's understanding of disaster mitigation through education based on innovative educational media and mini-disaster simulations. The programme has also set supporting targets to generate disaster mitigation awareness by establishing a programme concept and institutional strengthening as the programme's sustainability value. This service programme involved the Rambipuji Village Government, the Desa Tangguh Bencana (Destana) and the Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Rambipuji and Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Ulum as programme partners. The programme was implemented through Focus Group Discussions (FGDs) to establish the programme concept and institutional strengthening. The results show an increase in students' understanding of disaster mitigation awareness. This program also developed a programme concept that other related stakeholders could apply and institutionally created facilitators and child cadres who play a role in the programme's sustainability. This programme achieved the goal and received a positive response from the participants and related stakeholders.</p> <p><strong>Keywords</strong><strong>:</strong> disaster-prone, disaster mitigation, disaster education, innovative educational media</p> Muhammad Haris Aminan Muhammad Iqbal Maulana Yola Rezki Handika Elvi Nur Nujumul Laila Lathifa Putri Amalia Iqlima Qurrota Ayun Ghivari Mubarack Mohammad Atthar Khairul Kahfi Sevy Puspita Sari Novia Puspo Setyorini Copyright (c) 2024 Muhammad Haris Aminan, Muhammad Iqbal Maulana, Yola Rezki Handika, Elvi Nur Nujumul Laila, Lathifa Putri Amalia, Iqlima Qurrota Ayun, Ghivari Mubarack, Mohammad Atthar Khairul Kahfi, Sevy Puspita Sari, Novia Puspo Setyorini http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-12-31 2024-12-31 20 2 343 355 10.20414/transformasi.v20i2.11246 Application-based system “SISGANIS” in improving business management of Rengganis coffee SMEs in Jember https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/transformasi/article/view/10409 <p><strong><em>[Bahasa]</em></strong><strong>: </strong>Rengganis Coffee Cup and Roastery merupakan mitra kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang berlokasi di Kecamatan Tanggul, Kabupaten Jember. Mitra kegiatan PKM ini memiliki model bisnis kopi dengan berbagai varian bentuk dan rasa, baik kopi bubuk maupun kopi minuman dalam kemasan. Permasalahan yang dialami oleh mitra adalah tidak adanya sistem yang terintegrasi terkait pencatatan persediaan, pencatatatan transaksi hingga pelaporan keuangan, sehingga mitra kesulitan dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Tujuan program PKM ini adalah dengan membangun dan mengimplementasikan sistem informasi manajemen berbasis aplikasi yang diberinama “SISGANIS” (Sistem Informasi dan Manajemen Rengganis), memberikan pelatihan dan pendampingan kepada mitra terkait pengelolaan manajemen usaha meliputi pengelolaan persediaan, manajemen sumber daya manusia, pemasaran digital dan pelaporan keuangan dan mendaftarkan HKI atas aplikasi SISGANIS. Metode pelaksanaan kegiatan ini adalah melakukan observasi masalah dengan mitra, melalui observasi tersebut dibangunlah sistem aplikasi SISGANIS dan diimplementasikan kepada mitra melalui pelatihan. Selain itu diadakan juga pelatihan terkait sistem persediaan, pemasaran dan pelaporan keuangan. Untuk menjamin tercapainya sasaran dari setiap kegiatan pelatihan dan pendampingan diadakan monitoring dan evaluasi untuk mengukur peningkatan kemampuan mitra. Hasil yang diperoleh dalam kegiatan ini adalah pengimplementasian SISGANIS kepada usaha mitra, terlaksananya pelatihan dan pendampingan dan terdaftarnya HKI atas aplikasi SISGANIS. Implikasi yang diperoleh dari kegiatan ini adalah meningkatnya kapasitas bisnis mitra melalui database informasi keuangan yang terhimpun dalam SISGANIS, sehingga mempermudah mitra dalam pengambilan keputusan terkait bisnisnya.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> aplikasi, kopi, sistem informasi, SISGANIS</p> <p><strong><em>[English]: </em></strong>Rengganis Coffee Cup and Roastery is a Community Service (PKM) activity partner located in Tanggul District, Jember Regency. This PKM activity partner has a coffee business model with various forms and flavours, both ground coffee and packaged coffee drinks. The problem experienced by partners is the absence of an integrated system related to inventory recording, transaction recording and financial reporting, making it difficult for partners to make business decisions. The objectives of this PKM program are to build and implement an application-based management information system called “SISGANIS” (Rengganis Information and Management System), provide training and assistance to partners related to business management, including inventory management, human resource management, digital marketing and financial reporting and register IPR on the SISGANIS application. The method of implementing this activity is to observe problems with partners. Through these observations the SISGANIS application system is built and implemented to partners through training. In addition, training related to inventory systems, marketing, and financial reporting was also held. To ensure the achievement of the objectives of each training and mentoring activity, monitoring and evaluation were held to measure the improvement of partners' abilities. The results obtained in this activity are the implementation of SISGANIS to partner businesses, the implementation of training and mentoring and the registration of IPR on the SISGANIS application. The implication obtained from this activity is the increased business capacity of partners through the financial information database compiled in SISGANIS, making it easier for partners to make decisions related to their business.</p> <p><strong>Keywords</strong><strong>:</strong> application, coffee, information system, SISGANIS</p> Nurshadrina Kartika Sari Dedy Wijaya Kusuma Iqbal Sabililrrasyad Ferry Wiranto Copyright (c) 2024 Nurshadrina Kartika Sari, Dedy Wijaya Kusuma, Iqbal Sabililrrasyad, Ferry Wiranto http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-12-31 2024-12-31 20 2 356 370 10.20414/transformasi.v20i2.10409 Empowering teachers and committees of Raudhatul Atfal Al Amin Tabanan for early cancer prevention through diverse, nutritious, balanced and food safety movement (B2SA) https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/transformasi/article/view/9951 <p><strong><em>[Bahasa]</em></strong><strong>: </strong>Kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia dengan jumlah kasus yang terus meningkat. Pemahaman tentang faktor risiko, gaya hidup sehat, dan pentingnya deteksi dini dapat memainkan peran yang signifikan dalam menurunkan angka kasus kanker. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberdayakan guru dan komite di Raudhatul Athfal (RA) Al Amin, Tabanan, dalam upaya pencegahan kanker sejak dini. Peningkatan kesadaran dan praktik hidup sehat dilakukan melalui pelatihan dan sosialisasi Gerakan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) serta konsep Isi Piringku. Program ini dirancang untuk membekali para pendidik dengan pengetahuan dan keterampilan dalam mengajarkan pola makan sehat serta gaya hidup yang dapat mencegah faktor risiko kanker kepada anak-anak usia dini. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan metoda penyuluhan aktif dan praktik yang melibatkan mitra yaitu guru, komite sekolah dan wali murid. Program dilakukan pada sekolah (RA) yang berada di tengah kota yang di banjiri oleh kuliner modern. Penyuluhan dan praktik dilakukan dengan cara menjadikan guru RA sebagai pendidik sekaligus motivator, dan komite merupakan ujung tombak gerakan ini. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan mencapai 91,3%, sedangkan peningkatan sikap mencapai 89,2%. Disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap pada semua responden tentang pencegahan kanker melalui gerakan B2SA.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> pencegahan kanker, B2SA, isi piringku, raudhatul atfal</p> <p><strong><em>[English]: </em></strong>Cancer is one of the leading causes of death worldwide, with increasing numbers of cases. Early understanding of cancer causes, risk factors, healthy lifestyles, and early detection can play a vital role in reducing the number of cancer cases. This community service aims to empower teachers and the committee at Raudhatul Athfal (RA) Al Amin, Tabanan, to prevent cancer from an early age. Increased awareness and practice of healthy living are achieved through training and socialization of the B2SA Movement (<em>Beragam</em><em>, </em><em>Bergizi</em><em>, </em><em>Seimbang</em><em>,</em><em> Aman</em>) and the concept of "<em>Isi Piringku</em>". This program is designed to equip educators with the knowledge and skills to teach healthy eating patterns and lifestyles that can prevent cancer risk factors in young children. This community service activity was conducted using active counseling and practical methods involving partners such as teachers, school committees, and parents. The program was conducted at a kindergarten (RA) in the city center, which is flooded with modern culinary offerings. Counseling and practice are carried out by making RA teachers both educators and motivators, and the committee is the spearhead of this movement. The results show an increase in knowledge reaching 91.3%, while the increase in attitude reached 89.2%. It is concluded that there was an increase in knowledge and attitude among all respondents regarding cancer prevention through the B2SA movement.</p> <p><strong>Keywords:</strong> cancer prevention, B2SA, plan my plate, preschool</p> Analysa Putu Primadi Desak Putu Oki Lestari I Gusti Alit Artha I Nym Putu Riasa M. Yusuf Copyright (c) 2024 Analysa, Putu Primadi, Desak Putu Oki Lestari, I Gusti Alit Artha, I Nym Putu Riasa, M. Yusuf http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-12-31 2024-12-31 20 2 371 379 10.20414/transformasi.v20i2.9951 Community empowerment through the utilization of P2L (pekarangan pangan lestari) to support food security in Sindangkarya Village, Kutawaluya District, Karawang https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/transformasi/article/view/10322 <p><strong><em>[Bahasa]</em></strong><strong>: </strong>Upaya untuk meningkatkan ketersediaan pangan masyarakat dalam mendukung kemandirian pangan adalah dengan memanfaatkan pekaranagan rumah menjadi Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Desa Sindangkarya merupakan desa yang mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian. Masyarakat memiliki potensi sumberdaya alam yang baik berupa lahan pekarangan, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal. Tujuan pengabdian kepada masyarakat adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengoptimalkan pemanfaatan P2L untuk mendukung kemandirian pangan petani di Desa Sindangkarya. Kegiatan pengabdian dilaksanakan di Desa Sindangkarya, Kecamatan Kutawaluya Kabupaten Karawang pada bulan Mei 2024. Partisipan dalam kegiatan ini adalah wanita tani di Desa Sindangkarya sebanyak 28 partisipan. Metode pelaksanaan kegiatan adalah <em>Participatory Action Research (PAR) </em>yang berorientasi pada pengembangan dan mobilisasi ilmu pengetahuan di tengah masyarakat agar masyarakat dapat menjadi aktor perubahan, bukan obyek pengabdian. Evaluasi program menggunakan kuesioner dan disebarkan kepada 28 partisipan melalui pretest dan posttest yang terdiri dari aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diukur dengan skala likert. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa kegiatan ini meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengoptimalkan pemanfaatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Keberhasilan implementasi P2L menunjukkan bahwa pendekatan partisipatif dapat secara efektif meningkatkan solusi berbasis masyarakat untuk kemandirian pangan petani di Desa Sindangkarya. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan ini merupakan langkah positif dalam membangun ketahanan pangan dan resiliensi di Desa Sindangkarya.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> pemberdayaan, pekarangan pangan, ketahanan pangan</p> <p><strong><em>[English]: </em></strong>Efforts to increase community food availability to support food independence utilize Pekarangan Pangan Lestari (P2L) home gardens. Sindangkarya Village is where most of the population works in the agricultural sector. The community has good natural resource potential in the form of yard land, but it has yet to be used optimally. This community service activity aims to increase farmers' knowledge and skills in optimizing the utilization of P2L to support the food independence of farmers in Sindangkarya Village. The service activity occurs in Sindangkarya Village, Kutawaluya District, Karawang Regency, in May 2024. Participants in this activity were 28 female farmers in Sindangkarya Village. The method for implementing the activity is Participatory Action Research (PAR), which is oriented towards developing and mobilizing knowledge in society so that society can become an actor in change, not an object of service. The program evaluation used a questionnaire distributed to 28 participants through a pretest and post-test consisting of aspects of knowledge, attitudes, and skills, which were measured using a Likert scale. The service results indicate that these activities have increased farmers' knowledge and skills in optimizing the utilization of Pekarangan Pangan Lestari (P2L). The successful implementation of P2L shows that a participatory approach can effectively improve community-based solutions for farmers' food independence in Sindangkarya Village. This increase in knowledge and skills is a positive step in building food security and resilience in Sindangkarya Village.</p> <p><strong>Keywords:</strong> empowerment, food yard, food security</p> <p> </p> Siti Mariyani Ana Melani Fauzia Mustikasari Muhammad Rom Ali Fikri Moh. Sam’un Copyright (c) 2024 Siti Mariyani, Ana Melani, Fauzia Mustikasari, Muhammad Rom Ali Fikri, Moh. Sam’un http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-12-31 2024-12-31 20 2 380 388 10.20414/transformasi.v20i2.10322 Evaluation of internal control in business systems using COSO framework: A case study of a barbershop business in Ambon City https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/transformasi/article/view/11192 <p><strong><em>[Bahasa]</em></strong><strong>: </strong>Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memiliki peranan besar dalam menunjang keberhasilan perekonomian negara. Oleh karenanya, pelaku bisnis perlu menerapkan pengendalian internal yang memadai untuk mencapai tujuan bisnis secara efektif. Masalah utama yang dihadapi oleh para pelaku UMKM saat ini adalah belum optimalnya penerapan pengendalian internal dalam sistem bisnis yang berisiko menyebabkan kegagalan usaha. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengevaluasi pengendalian internal organisasi bisnis menggunakan kerangka COSO (<em>Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission</em>) yang mencakup lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan. Program pengabdian ini berbentuk penelitian case study dengan menggunakan metode Service Learning yang melibatkan usaha barbershop dengan tujuh cabang di Kota Ambon. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, dokumentasi dan observasi secara langsung dengan pihak-pihak terkait bisnis babrbershop sebagai pealu UMKM. Hasil kegiatan pengabdian menunjukkan bahwa penerapan pengendalian internal pada usaha jasa <em>barbershop </em>ini belum sepenuhnya memenuhi standar memadai. Evaluasi ini dapat mengidentifikasi kendala pada masing-masing komponen pengendalian sehingga menyediakan informasi penting bagi pelaku bisnis barbershop untuk menetapkan rencana tindak lanjut yang tepat. Program pengabdian ini memberi kontribusi literatur mengenai penerapan pengendalian internal menggunakan COSO <em>framework </em>pada UMKM. Implikasi praktisnya adalah organisasi usaha barbaershop perlu untuk memperbaiki penerapan pengendalian internal pada komponen lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian dan pemantauan.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> pengendalian internal, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), kerangka COSO</p> <p><strong><em>[English]: </em></strong>Micro, small and medium enterprises (MSMEs) play a pivotal role in supporting the success of the country's economy. Therefore, business organisations must implement adequate internal controls to achieve business goals effectively. The main problem MSME entrepreneurs face is the suboptimal application of internal control in their business system, which can potentially cause business failure. This community service program aims to evaluate the internal control of business organisations using the COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission) framework, which includes the control environment, risk assessment, control activities, information and communication, and monitoring. This service programme is a case study using the Service Learning method involving a barbershop business with seven branches in Ambon City. Data were collected through interviews, documentation and observation of stakeholders in the barbershop business organisation as MSME entrepreneurs. The results show that the implementation of internal control in the barbershop business has not fulfilled adequate control standards. This evaluation can identify constraints and challenges in each of the business's internal control components. It provides important information for barbershop businesses to establish appropriate strategic action plans. This service programme contributes literature regarding the implementation of internal control using the COSO framework in MSMEs. The practical implication is that barbershop business organisations should improve the implementation of internal control in the components of the control environment, risk assessment, control activities and monitoring.</p> <p><strong>Keywords</strong><strong>:</strong> internal control, Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs), COSO framework</p> Yavia Auditia Radjawane Elisabeth Penti Kurniawati Copyright (c) 2024 Yavia Auditia Radjawane, Elisabeth Penti Kurniawati http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-12-31 2024-12-31 20 2 389 400 10.20414/transformasi.v20i2.11192 Enhancing digital literacy in early childhood school teachers: Technology and analysis approaches based on social cognitive theory https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/transformasi/article/view/10605 <p><strong><em>[Bahasa]</em></strong><strong>: </strong>Era digital yang berkembang pesat berpengaruh terhadap penyelenggaraan pembelajaran di semua level pendidikan. Guru yang memiliki peran krusial dalam pembelajaran harus memiliki kemampuan yang adaptif terhadap perubahan tersebut. Namun, banyak guru khsusunya pada level Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menghadapi tantangan dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam proses pembelajaran dan pengajaran. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan literasi digital pada guru anak usia dini. Metode pelaksanaan pengabdian yaitu dengan melakukan workshop yang berisi deskripsi pemahaman literasi digital dan praktik membuat materi ajar melalui software digital. Eskperimen yang melibatkan 49 partisipan dari 20 PAUD dilakukan untuk mengukur efektivitas implementasi workshop literasi digital. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket pretest dan posttest, observasi dan wawancara. Hasil program pengabdian ini menunjukkan bahwa pelatihan literasi digital memberikan peningkatan literasi digital pada guru. Temuan pengabdian ini menunjukkan bahwa efikasi diri dan faktor sosial memberikan kontribusi terhadap keberhasilan training dalam program. Pelaksanaan training digital literasi dengan mempertimbangkan elemen-elemen teori kognitif sosial menjadi alternatif untuk meningkatkan kompetensi guru PAUD dalam praktik mengajar.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> guru PAUD, literasi digital, pelatihan, kompetensi</p> <p><strong><em>[English]: </em></strong>The rapid development of the digital era affects teaching and learning practices at all levels of education. Teachers who play a crucial role in learning must have adaptive skills to respond to these changes. However, integrating technology into the learning and teaching process remains challenging for teachers of Early Childhood Education (ECED). This community service program aims to improve digital literacy in early childhood teachers. The workshop method was used in this program through the introduction of digital literacy understanding and practice of creating teaching materials through digital software. An experiment involving 49 participants from 20 PAUD was conducted to measure the effectiveness of the digital literacy workshop implementation. Data were collected through pretest and posttest questionnaires, observations, and interviews. The results show that the training in this community service program can improve digital literacy in teachers. The findings show that self-efficacy and social factors contribute to the effectiveness of the training program. The findings show that self-efficacy and social factors contribute to the effectiveness of the training program. Digital literacy training for early childhood education teachers involving elements of social cognitive theory is an alternative way to improve their teaching and learning practice competence.</p> <p><strong>Keywords:</strong> early childhood teacher, digital literacy, training, competency</p> Dian Purworini Endang Wahyu Pamungkas Gedala Mulliah Naidoo Lelita Azaria Rahmadiva Maryam Rona Rizkhy Bunga Chasana Sidiq Setyawan Wili Astuti Yanti Haryanti Copyright (c) 2024 Dian Purworini, Endang Wahyu Pamungkas, Gedala Mulliah Naidoo, Lelita Azaria Rahmadiva, Maryam, Rona Rizkhy Bunga Chasana, Sidiq Setyawan, Wili Astuti, Yanti Haryanti http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-12-31 2024-12-31 20 2 401 412 10.20414/transformasi.v20i2.10605 Strengthening community information management through graphic design training towards service transformation in Pedemawu Timur village https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/transformasi/article/view/10249 <p><strong><em>[Bahasa]</em></strong><strong>: </strong>Desa Pademawu Timur terletak di Kecamatan Pademawu dan dihuni oleh 6.720 jiwa pada tahun 2023. Namun, layanan informasi di Desa Pademawu Timur yang masih bersifat konvensional menghambat upaya pembangunan desa. Transformasi layanan informasi desa dari metode konvensional ke digital dibutuhkan untuk meningkatkan efektivitas penyampaian informasi kepada masyarakat. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan perangkat desa melalui pelatihan desain grafis, yang diharapkan dapat mempercepat dan mempermudah penyampaian informasi kepada masyarakat desa. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah <em>Participatory Action Research</em> (PAR), yang melibatkan partisipasi aktif dari perangkat desa dalam setiap tahap kegiatan, mulai dari observasi, pengumpulan data, hingga pelaksanaan pelatihan dan evaluasi. Sebanyak 7 peserta dari perangkat desa mengikuti pelatihan ini, yang mencakup materi dasar dan lanjutan dalam desain grafis. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pemahaman dan keterampilan peserta. Berdasarkan hasil evaluasi melalui pre-test dan post-test yang terdiri dari 9 pertanyaan indikator, terdapat peningkatan pemahaman dan keterampilan peserta dalam rentang 44-100%. Rata-rata peningkatan pemahaman berada pada indeks 83%, yang menandakan peningkatan kemampuan yang cukup tinggi. Tindak lanjut dari hasil pengabdian ini adalah memaksimalkan penggunaan keterampilan desain grafis oleh perangkat desa untuk meningkatkan efektivitas penyampaian informasi kepada masyarakat. Diharapkan perangkat desa dapat secara mandiri mengelola dan menyebarkan informasi penting melalui berbagai media digital, sehingga informasi dapat lebih cepat, akurat, dan mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan demikian, transformasi layanan informasi ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi perkembangan Desa Pademawu Timur secara keseluruhan.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> transformasi layanan, informasi desa, pelatihan desain grafis, <em>Participatory Action Research</em> (PAR), Desa Pademawu Timur</p> <p><strong> </strong><strong><em>[English]: </em></strong>East Pademawu Village, located in Pademawu District, was inhabited by 6,720 people in 2023. However, conventional information services in Pademawu Timur Village become one of the obstacles to village development. Transformation of village information services from conventional to digital is required to improve the effectiveness of information delivery to the community. This service activity aims to improve the skills and knowledge of village officials through graphic design training, which is expected to speed up and simplify the delivery of information to village communities. This program employed Participatory Action Research (PAR), which involves active participation from village officials in every stage of the program (observation, data collection, to implementing training and evaluation). Seven participants from village officials were involved in this training, which focused on basic and advanced graphic design. The results show a significant increase in participants' understanding and skills. Based on the evaluation results through the pretest and post-test consisting of 9 indicator questions, there was an increase in participants' understanding and skills in the range of 44-100%. The average increase in understanding is at an index of 83%, which indicates a fairly high increase in ability. The follow-up to the results of this service is to maximise the use of graphic design by skilled village officials to increase the effectiveness of conveying information to the community. It is suggested that village officials can independently manage and disseminate important information through various digital media so that information can be faster, more accurate, and easily accessible to all levels of society. Thus, the transformation of information services is expected to impact the development of Pademawu Timur Village positively.</p> <p><strong>Keywords</strong><strong>:</strong> service transformation, village information, graphic design training, Participatory Action Research (PAR), East Pademawu Village</p> Ika Oktaviana Dewi Iswahyudi Imam Wahyudi Ary Iswahyudi Copyright (c) 2024 Ika Oktaviana Dewi, Iswahyudi, Imam Wahyudi, Ary Iswahyudi http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-12-31 2024-12-31 20 2 413 424 10.20414/transformasi.v20i2.10249 Training on developing interactive student worksheets using Liveworksheets application to enhance creative thinking skills https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/transformasi/article/view/11304 <p><strong><em>[Bahasa]</em></strong><strong>: </strong>Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan sangat penting untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Namun, guru-guru di SDN 50 Kota Bengkulu masih belum optimal dalam memanfaatkan teknologi untuk penyusunan LKPD interaktif. Hal ini menjadi mendesak karena keterbatasan keterampilan guru dalam menggunakan aplikasi berbasis teknologi. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk melatih guru-guru di SDN 50 Kota Bengkulu dalam menyusun LKPD interaktif dengan menggunakan aplikasi Liveworksheets untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Metode yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah pelatihan dengan model Identifikasi Kebutuhan, Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi (IPPE). Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di SDN 50 Kota Bengkulu yang berlokasi di Jl. Meranti No.4, Sawah Lebar Baru, Kec. Ratu Agung, Kota Bengkulu. Para guru yang menjadi sasaran program ini adalah seluruh staf pengajar di SDN 50 Kota Bengkulu. Instrumen evaluasi yang digunakan adalah lembar penilaian produk LKPD sebelum dan sesudah kegiatan. Pelatihan pengembangan LKPD interaktif menggunakan aplikasi Liveworksheets untuk guru SDN 50 Kota Bengkulu menunjukkan hasil yang signifikan. Setelah mengikuti pelatihan, guru-guru dapat menyusun LKPD interaktif secara mandiri dengan lebih baik. Penilaian melalui lembar tes menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam menyusun LKPD meningkat secara substansial. Guru mampu menerapkan aplikasi Liveworksheets secara efektif dalam pengembangan LKPD interaktif yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Pelatihan ini berhasil meningkatkan keterampilan guru sekolah dasar dalam menyusun LKPD berbantuan aplikasi <em>Liveworksheets </em>dengan keunggulan utama pada peningkatan kreativitas dan relevansi LKPD sesuai perkembangan teknologi pembelajaran terkini.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> lembar kerja peserta didik, interaktif, aplikasi<em> Liveworksheets</em></p> <p><strong><em>[English]: </em></strong>The utilisation of technology in education is essential to enhance the effectiveness of learning. However, the Elementary School 50 Kota Bengkulu teachers have not yet optimised technology for developing interactive student worksheets (LKPD). This need has become urgent due to the teachers' limited skills in using technology-based applications. This community service program aims to train Elementary School 50 Kota Bengkulu teachers to create interactive student worksheets using the Liveworksheets application to foster creative thinking skills. The method applied in this program follows the Needs Identification, Planning, Implementation, and Evaluation training model. This community service activity was conducted at elementary school 50 Kota Bengkulu, located at Jl. Meranti No.4, Sawah Lebar Baru, Ratu Agung District, Kota Bengkulu. The target participants for this program were all teaching staff at Elementary School 50 Kota Bengkulu. The evaluation instrument was a product assessment sheet for student worksheets applied before and after the training. The training on interactive student worksheets development using the Liveworksheets application for teachers at Elementary School shows significant results. After completing the training, teachers were able to independently create interactive student worksheets more effectively. Evaluation through assessment sheets indicated a substantial improvement in teachers’ ability to design student worksheets. Teachers effectively implemented the Liveworksheets application in developing interactive student worksheets tailored to student needs. This training successfully enhanced the skills of teachers in designing student worksheets with the Liveworksheets application, with notable advantages in increasing creativity and relevance in student worksheets aligned with the latest developments in educational technology.</p> <p><strong>Keywords</strong><strong>:</strong> student worksheets, interactive features, <em>Liveworksheets</em> application</p> Abdul Muktadir Endang Widi Winarni Gumono Atika Susanti Copyright (c) 2024 Abdul Muktadir, Endang Widi Winarni, Gumono, Atika Susanti http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-12-31 2024-12-31 20 2 425 437 10.20414/transformasi.v20i2.11304 Innovative artificial intelligence (AI) technology learning support for Indonesian language teachers at a junior high school in Tuban https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/transformasi/article/view/11317 <p><strong><em>[Bahasa]</em></strong><strong>: </strong>Kemajuan pesat Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam dunia pendidikan menawarkan potensi yang signifikan untuk meningkatkan pengalaman belajar. Namun, guru-guru bahasa Indonesia di sekolah menengah pertama, khususnya di Tuban, menghadapi tantangan kritis dalam mengintegrasikan AI, termasuk pelatihan yang terbatas, penguasaan teknis, dan masalah etika. Hambatan-hambatan ini menghambat adopsi alat AI yang efektif untuk pembelajaran yang dipersonalisasi, adaptif, dan fleksibel. Untuk mengatasi masalah ini, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi guru dalam integrasi AI melalui program pengabdian masyarakat yang terstruktur. Secara khusus, program ini menargetkan 30 guru bahasa Indonesia, melibatkan mereka dalam lokakarya dan sesi pendampingan berkelanjutan. Dengan menggunakan pendekatan partisipatif, program ini dilaksanakan dalam tiga tahap: persiapan, implementasi, dan evaluasi. Pre-test dan post-test dilakukan untuk menilai pemahaman awal para guru dan kemajuan selanjutnya. Hasilnya menunjukkan peningkatan yang signifikan, dengan 85% peserta mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang konsep-konsep terkait AI dan 90% menunjukkan kemampuan untuk menggabungkan alat berbasis AI ke dalam kelas mereka. Terlepas dari pencapaian ini, masih ada tantangan yang dihadapi, terutama terkait keterampilan teknis dan pertimbangan etika. Penelitian ini menggarisbawahi pentingnya pelatihan dan dukungan berkelanjutan untuk mencapai integrasi AI yang berkelanjutan dalam pendidikan bahasa Indonesia. Penelitian lebih lanjut direkomendasikan untuk mengeksplorasi dampak jangka panjang dari adopsi AI dalam praktik pengajaran dan mendorong kolaborasi antara pendidik dan pengembang AI.</p> <p><strong>Kata Kunci</strong><strong>:</strong> kecerdasan buatan, inovasi pendidikan, pembelajaran bahasa Indonesia, pelatihan guru, pengabdian masyarakat.</p> <p><strong><em>[English]: </em></strong>The rapid advancement of Artificial Intelligence (AI) in education offers significant potential for enhancing learning experiences. However, Indonesian language teachers in junior high schools, particularly in Tuban, face critical challenges in integrating AI, including limited training, technical mastery, and ethical concerns. These barriers hinder the effective adoption of AI tools for personalized, adaptive, and flexible learning. Addressing this issue, this study aimed to improve teachers' knowledge and competencies in AI integration through a structured community service program. Specifically, the program targeted 30 Indonesian language teachers, engaging them in workshops and continuous mentoring sessions. Adopting a participatory approach, the program was implemented in three stages: preparation, implementation, and evaluation. Pre- and post-tests were conducted to assess teachers’ initial understanding and subsequent progress. Results revealed significant improvements, with 85% of participants gaining a deeper understanding of AI-related concepts and 90% demonstrating the ability to incorporate AI-based tools into their classrooms. Despite these achievements, challenges remained, particularly regarding technical skills and ethical considerations. This study underscores the necessity of sustained training and support to achieve sustainable AI integration in Indonesian language education. Further research is recommended to explore the long-term impacts of AI adoption in teaching practices and foster collaboration between educators and AI developers.</p> <p><strong>Keywords:</strong> artificial intelligence, educational innovation, Indonesian language learning, teacher training, community service.</p> Titik Indarti Urip Zaenal Fanani Riki Nasrullah Hespi Septiana Nadya Afdholy Copyright (c) 2024 Titik Indarti, Urip Zaenal Fanani, Riki Nasrullah, Hespi Septiana, Nadya Afdholy http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-12-31 2024-12-31 20 2 438 452 10.20414/transformasi.v20i2.11317 Organisational assistance for violence prevention and management teams to improve school safety https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/transformasi/article/view/11755 <p><strong><em>[Bahasa]</em></strong><strong>: </strong>Kekerasan di lingkungan sekolah menjadi masalah serius yang dapat mengancam kenyamanan dan keamanan siswa. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi nomor 46 Tahun 2023, Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Semarang telah membentuk tim pencegahan dan penanganan kekerasan (TPPK) sekolah. Namun, dalam pelaksanaannya tim belum menjalankan perannya secara optimal karena kurangnya pemahaman tim terhadap tugas dan fungsinya. Program pengabdian kepada masyarakat melalui pendampingan tim TPPK sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman anggota tim TPPK dalam upaya pencegahan kekerasan, baik secara preventif maupun kuratif. Pengetahuan dan pemahaman yang baik akan mendukung pelaksanaan penanganan kekerasan di sekolah secara efektif. Mitra program ini adalah Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kota Semarang yang terdiri dari 77 SMA dengan rincian 61 SMA Swasta dan 16 SMA Negeri. Metode yang digunakan dalam Program Kemitraan Masyarakat adalah pendekatan <em>Community Development</em>. Adapun tahapan program ini adalah observasi dan perijinan, workshop tentang tugas pokok dan fungsi dari tim pencegahan kekerasan berdasarkan Peraturan Mendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023, pendampingan implementasi tim pencegahan kekerasan di sekolah, dan evaluasi kegiatan. Hasil menunjukkan terdapat peningkatan pemahaman sebelum dan sesudah kegiatan. Peningkatan pemahaman tim pencegahan terdiri dari pemahaman terhadap tugas, pemahmanan terhadap implementasi tugas, pemahaman penyusunan program, dan pemahaman terhadap alur penanganan kasus. Setelah mengikuti pendampingan ini, sejumlah 30 sekolah dampingan berhasil menyusun program pencegahan kekerasan baik yang bersifat preventif maupun kuratif.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: pencegahan dan penanganan kekerasan, sekolah, pengembangan komunitas</p> <p><strong><em>[English]: </em></strong>Violence within the school environment represents a significant issue that jeopardizes the safety and well-being of students. Under Regulation Number 46 of 2023 issued by the Minister of Education, Culture, Research, and Technology, Senior High Schools (SMA) in Semarang City have established teams for violence prevention and management (TPPK). However, the effectiveness of the team’s implementation has been hindered by a poor understanding of their assigned duties and responsibilities. Good knowledge and understanding will support the effective implementation of handling violence at schools. This community service program aims to increase the knowledge and understanding of TPPK team members to prevent violence. The program collaborates with the Semarang City High School Principal's Working Meeting (MKKS), representing 77 high schools, including 61 private and 16 public schools. This program employed a Community Development approach. The stages of this program were observation and licensing, workshops on the main tasks and functions of the violence prevention team, assistance in implementing the violence prevention team in schools, and evaluation. The results show there was an increase in understanding before and after the program. Improving the understanding of the prevention team consists of an understanding of tasks, an understanding of the implementation of tasks, an understanding of program preparation, and an understanding of the flow of handling cases. After participating in this mentoring, a total of 30 assisted schools have successfully developed violence prevention programs, both preventive and curative.</p> <p><strong>Keywords</strong>: violence prevention and management, school, community development</p> Dini Rakhmawati Argo Widiharto Agung Prasetyo Copyright (c) 2024 Dini Rakhmawati, Argo Widiharto, Agung Prasetyo http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-12-31 2024-12-31 20 2 453 463 10.20414/transformasi.v20i2.11755 Android-based mathematics learning to increase student interest: A learning innovation at a Community Learning Centre in Samarinda City https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/transformasi/article/view/11319 <p><strong><em>[Bahasa]</em>: </strong>Salah satu masalah utama yang sering dihadapi oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di kota Samarinda adalah rendahnya minat belajar peserta didik. Beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini antara lain kurangnya motivasi pribadi, materi yang dianggap membosankan atau tidak relevan, serta ketidaksesuaian antara metode pembelajaran dengan kebutuhan dan minat peserta didik menjadi penghambat utama dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di PKBM. Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) ini bertujuan meningkatkan minat belajar matematika dan memperkenalkan kepada peserta didik cara-cara baru dalam memperoleh pengetahuan yang lebih modern dan sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan menggunakan media berbasis Android dapat menciptakan metode pembelajaran yang lebih interaktif, menyenangkan, dan memotivasi peserta didik untuk lebih aktif. Metode yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif yang menggambarkan kegiatan PkM dalam bentuk pendampingan penggunaan teknologi pendidikan, berupa aplikasi mobile atau platform pembelajaran online yang mudah diakses oleh siswa, media belajar yang dapat diakses di handphone android khusus pembelajaran matematika. Pelaksanaan PkM ini disajikan dengan pendekatan inovatif, menggabungkan pembelajaran menarik dan motivasi inspiratif, baik dari segi materi maupun kisah nyata. Terdiri dari 3 tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa program pengabdian melalui inovasi media pembelajaran matematika berbasis Android dapat mendorong minat belajar peserta kejar paket C pada PKBM di kota Samarinda.</p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Kejar Paket C, media belajar, Android, minat belajar</p> <p><strong><em>[English]: </em></strong>One of the main problems Community Learning Activity Centers (CLAC) often face in Samarinda is students' low interest in learning. Several factors that influence this include a lack of personal motivation, material considered boring or irrelevant, and a mismatch between learning methods and students' needs and interests, which are the main obstacles to improving the quality of learning at CLAC. This Community Service (CS) program aims to increase interest in learning mathematics and introduce students to new ways of acquiring more modern knowledge in line with current developments. Using Android-based media can create learning methods that are more interactive and fun and can motivate students to be more active. The method used is a type of descriptive research that describes PkM activities in the form of assistance in the use of educational technology, in the form of mobile applications or online learning platforms that are easily accessed by students, learning media that can be accessed on Android cellphones specifically for mathematics learning. This community service consists of three stages: preparation, implementation, and evaluation. The implementation of CS is presented with an innovative approach, combining engaging learning and inspiring motivation regarding material and real stories. The results show that the community service program through Android-based mathematics learning innovations encourages students' learning interest in the Paket C equivalency program at PKBM in Samarinda City.</p> <p><strong>Keywords</strong><strong>:</strong> Paket C equivalency program, learning media, Android, learning interest</p> Ikmawati Ariantje Dimpudus Usfandi Haryaka Kevin Ely Asar Greas Muhammad Ramadani Yeisha Lorry Ega Pakpahan Nur Insan Ramadhani Copyright (c) 2024 Ikmawati, Ariantje Dimpudus, Usfandi Haryaka, Kevin Ely Asar Greas, Muhammad Ramadani, Yeisha Lorry Ega Pakpahan, Nur Insan Ramadhani http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-12-31 2024-12-31 20 2 464 473 10.20414/transformasi.v20i2.11319