Main Article Content

Abstract

Abstrak: Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang memiliki peran sentral dalam membawa keberhasilan lembaga pendidikan karena dia berperan memandu, menuntun, membimbing, membangun, memotivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan komunikasi yang baik dengan komunitas sekolah, lingkungan sekitar dan yang lainnya.Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan, oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif (effective leader) merupakan kunci keberhasilan organisasi/sekolah. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Realitas budaya releigius yang dikembangkan Kepala Sekolah tercermin melalui nilai-nilai atau norma-norma yang cukup mewarnai aktivitas seluruh komponen sekolah; (2) Keterampilan Konsep kepala sekolah teraplikasi melalui penguatan karakter, yakni memiliki sikap dan prilaku keagamaan yang dicerminkan lewat bekerja maksimal, dan jujur; (3) Keterampilan manusiawi kepala sekolah dalam mengembangkan budaya agama melaui pembiasaan sikap saling pengertian dan saling percaya telah dalam diri warga sekolah, sehingga hubungan baik pun tercipta diantara mereka sekalipun berbeda keyakinan dan kepercayaan dalam agama; (4) Keterampilan Teknik kepala sekolah dalam mengembangkan budaya agama terwujud dari  sikap kebersamaan seperti peringatan hari besar agama-agama di SMP Negeri 7 Mataram menjadi salah satu elemen yang dihidupkan oleh Kepala Sekolah dalam mengembangkan budaya religius agar warga sekolah memahami sekaligus menghargai beberapa macam dan model perayaan hari besar dari agama-agama yang berbeda; dan (5) Keterampilan Personal kepala sekolah dalam mengembangkan budaya agama terkristalisasi dalam Visi religius yang diemban oleh SMP Negeri 7 Mataram menjadi sebuah keharusan bagi warga sekolah untuk mewujudkannya dalam bentuk budaya religius.


Abstract: The principal is an educational leader who has a central role in bringing the success of an educational institution because he plays a role in guiding, holding, supervising, building, motivating work, steering the organization, establishing a good communication network with the school community, the environment and others. Leadership as one of management functions is very important to achieve organizational goals. Leadership is an important force in the framework of management, therefore, the ability to lead effectively is the key to success of the organization/school. The research results showed: (1) The reality of religious culture developed by the Principal is reflected through the values or norms that adequately color the activity of all school’s components; (2) The concept skills of principals is applied through the characters’ strengthening that is to have attitudes and religious behaviors reflected through maximum work, and honest; (3) The principal’s humanity skill in developing a religious culture through the habit of mutual understanding and mutual trust within the school community, so that good relations are created among them despite their different beliefs in religion; (4) The principal's technical skill in developing the religious culture is manifested from the attitude of togetherness such as the commemoration of religious days in SMP Negeri 7 Mataram became one of the raised elements by the Principal in developing the religious culture so that the school’s member understood and appreciated several kinds and models the celebration of the great day of different religions; and (5) The principal’s personal skills in developing religious culture is crystallized in the religious vision carried by SMP Negeri 7 Mataram becomes a necessity for the school’s member to make it happen in the form of religious culture.


Kata Kunci: keterampilan manajerial, budaya religius

Article Details

References

  1. Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Pustaka Setia, 2012)
  2. Depdiknas. Pengembangan Model Pendidikan Kecakapan Hidup (Jakarta: Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas, 2003)
  3. Djamaluddin ancok, Psikologi Islam, Solusi Islam atas problem-problem psikologi (Yogyakarta : Pustaka Pelajar , 1995)
  4. E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005) Handoko, Hani T. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: BPFE, 1996)
  5. Hendyat Soetopo, et.al., Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1984)
  6. Hendyat Soetopo, et.al., Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1982)
  7. Ignas, F.E., Edward, Roymund, J., Cosini. Comparative Educational Systems Itasca (Illionis: F.E. Peacock Publishers. Inc., . 1975)
  8. John W. Creswell, Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Traditions (California: Sage Publication, Inc., 1998)
  9. Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif terjemahan Rohidid Tj. R. (Jakarta: Universitas Indonesia, 1992)
  10. Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam : Upaya mengektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah ( Bandung : Rosdakarya, 2001 )
  11. Nurkholis Madjid, Masyarakat Religius ( Jakarta: Paramadina, 1997 )
  12. Pidarta, Made. Manajemen Pendidikan di Indonesia (Jakarta : Rineka Cipta, 2004)
  13. QS. Al-Baqarah ayat, 208
  14. Steers, dkk. Managing Effective Organizations An Introduction (Boston :Kent Publishing Company, 1985)
  15. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2008)
  16. Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 (Jakarta: Sinar Grafika, 2003)