Main Article Content

Abstract

Sejak masa pembentukan hukum Islam, terdapat perbedaan pendapat tentang apakah hukum Islam hanya bersumber dari wahyu atau akal juga berperan dalam memahami hukum Islam. Perbedaan pendapat yang terjadi kemudian -di era sekarang ini- tentang apakah hukum Islam sebagai hukum Islam bersifat sacral dan tidak dapat diubah, ataukah dapat berubah sesuai dengan perubahaan permasalahan, waktu dan tempat serta perkembangan zaman.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fiqh juga telah dipandang sebagai ekspresi kesatuan hukum Islam yang universal daripada sebagai ekspresi keragaman partikular. Fiqh telah mewakili hukum dalam bentuk cita-cita daripada sebagai respon atau refleksi kenyataan yang ada secara realis. Fiqh juga telah memilih stabilitas daripada perubahan. Semua itu, telah mengakibatkan kemandekan pemikiran fiqh di dunia Islam selama ini.

Keywords

Hukum Islam Fiqh Konflik

Article Details

How to Cite
Hermansyah, H. (2020). Konflik Dalam Yurisprudensi Islam. Mu’amalat: Jurnal Kajian Hukum Ekonomi Syariah, 10(1), 1. https://doi.org/10.20414/mu.v10i1.2778

References

  1. A. Qodri Azizy, 2002. Ekletisisme Hukum Nasional: Kompetisi Hukum Islam dan Hukum Umum. Yogyakarta: Gama Media.
  2. Akh Minhaji, Kata Pengantar Noel James Coulson Dalam Perspektif Orientalisme Hukum Islam. Pada Noel J. Coulson. 2001. Konflik Dalam Yurisprudensi Islam. (Terj. Fuad). Yogyakarta: Navila
  3. Amir Mu’allim. Metode Ijtihad Hukum Islam di Indonesia: Upaya Mempertemukan Pesan-Pesan Teks Dengan Realitas Sosial. Disampaikan pada Pidato Pengukuhan dalam Jabatan Guru Besar Bidang Ilmu Fiqih Universitas Islam Indonesia pada 17 Juli 2006
  4. Fuaz Zein, 2001. Pengantar Penerjemah dalam Noel J Coulson Konflik Dalam Yurisprudensi Islam Yogyakarta: Navila
  5. Hermansyah, 2009. Dakwah Menuju Islam Kaafah. Yogyakarta: Star Book Media.
  6. Imam Syaukani, 2006. Rekonstruksi Epistemologi Hukum Islam Indonesia. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
  7. Khudori Sholeh (Ed), 2003. Pemikiran Islam Kontemporer. Yogyakarta: Jendela.
  8. Louay Safi, 2001. Ancangan Metodologi Alternatif: Sebuah Refleksi Perbandingan Metode Penelitian Islam dan Barat. Yogyakarta: Tiara Wacana
  9. Mahmoud Muhammed Taha. 2003. Arus Balik Syariah Terj. Khoiron Nahdiyyin. Yogyakarta: LkiS
  10. Muhammad Baltaji. 2003 Metodologi Ijtihat Umar bin Khattab. Jakarta: Khalifa
  11. Muhammad Muslehuddin, t.th. Philosofy of Islamic Law and the Orientalist
  12. A Comparative Study Of Islamic Legal System. Lahore: Ashraq Mirza, Mg. Director, Islamic Publication Ltd.
  13. Muhammad Syahrur, 2007. Prinsip dan Dasar Hermeneutika Hukum Islam Kontemporer. Terj. Sahiron Samsuddin dan Burhanudin Dzikri. Yogyakarta: eLSAQ Press
  14. Noel J Coulson. 2001. Konflik Dalam Yurisprudensi Islam. Terj. Fuad. Yogyakarta: Navila
  15. Noeng Muhadjir, Wahyu dalam Paradigma Penelitian Ilmiah Pluralisme Metodologik: Metodologi Kualitatif, dalam Taufik Abdullah dan Rusli Karim (ed.), 1989. Metodologi Penelitian Agama Sebuah Pengantar, Yogyakarta: Tiara Wacana
  16. Nurcholish Madjid. 1992. Islam Doktrin dan Peradaban. Jakarta: Paramadina.
  17. Syamsul Anwar, Teori Hukum Islam Al-Ghazali dan Pengembangan Metode Penemuan Hukum Syair’ah, dalam M. Amin Abdullah (dkk.), 2002. Tafsir Baru Studi Islam dalam Era Multikurtur. Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta.
  18. Taupiq Adnan Amal, 1989. Islam dan Tantangan Modernitas, Studi Atas Pemikiran Hukum Fazlur Rahman. Bandung: Mizan.
  19. I n t e r n e t
  20. www.alIslamu.com diakses pada 12 November 2017
  21. www.inpasonline.com/index.php?option=com_content&view akses pada 12 November 2017
  22. Atho’ Mudzhar. Fiqh dan Reaktualisasi Ajaran Islam. 1990. Artikel pada http://media.isnet.org/Islam/paramadina/konteks/index.html diakses pada 12 November 2017
  23. Sri Wahyuni Penerapan Syariat Islam di Indonesia (Problem dan Strategi) 2017 Artikel pada http://Sriwahyuni.blogspot.com. Diakses pada 12 November 2017