TANTANGAN DAN UPAYA PENINGKATAN KINERJA APARATUR DESA DALAM PELAYANAN PUBLIK: STUDI KUALITATIF DI DESA SALUT

Authors

  • Adib Zata Ilmam Universitas Nahdhatul Wathan
  • Lalu Moh Nazar Fajri Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
  • Nurul Jannah Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

DOI:

https://doi.org/10.20414/politea.v8i2.14210

Keywords:

Pariwisata , komunitas, pemberdayaan masyarakat, konservasi,, kolaboratif

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengembangan objek wisata Telaga Biru di Desa Perian sebagai bentuk pariwisata berbasis komunitas yang tumbuh dari inisiatif lokal. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan teknik pengumpulan data melalui observasi lapangan, wawancara mendalam, dan dokumentasi, studi ini menemukan bahwa pengelolaan Telaga Biru dilakukan secara swadaya oleh pemuda desa tanpa dukungan kelembagaan formal pada tahap awal. Kegiatan wisata telah menciptakan sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat serta memperkuat solidaritas sosial berbasis gotong royong.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan wisata berjalan secara substantif, bukan sekadar simbolik, dan memperlihatkan adanya model ko-kelola konservasi antara komunitas dan pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Namun demikian, pengembangan wisata ini juga menghadapi tantangan serius, seperti ketiadaan struktur kelembagaan legal, rendahnya kapasitas manajerial, dan keterbatasan akses terhadap pelatihan dan pembiayaan. Oleh karena itu, dukungan lintas sektor dibutuhkan agar potensi ekonomi, sosial, dan ekologis yang dimiliki Telaga Biru dapat dikelola secara berkelanjutan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agrawal, A., & Gibson, C. C. (1999). Enchantment and disenchantment: The role of community in natural resource conservation. World Development, 27(4), 629–649. https://doi.org/10.1016/S0305-750X(98)00161-2

Arnstein, S. R. (1969). A ladder of citizen participation. Journal of the American Institute of Planners, 35(4), 216–224. https://doi.org/10.1080/01944366908977225

Berkes, F. (2009). Evolution of co-management: Role of knowledge generation, bridging organizations and social learning. Journal of Environmental Management, 90(5), 1692–1702. https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2008.12.001

Kretzmann, J. P., & McKnight, J. L. (1993). Building communities from the inside out: A path toward finding and mobilizing a community’s assets. ACTA Publications.

Mathie, A., & Cunningham, G. (2003). From clients to citizens: Asset-based community development as a strategy for community-driven development. Development in Practice, 13(5), 474–486. https://doi.org/10.1080/0961452032000125857

Ostrom, E. (1990). Governing the commons: The evolution of institutions for collective action. Cambridge University Press.

Putnam, R. D. (1993). Making democracy work: Civic traditions in modern Italy. Princeton University Press.

Scheyvens, R. (1999). Ecotourism and the empowerment of local communities. Tourism Management, 20(2), 245–249. https://doi.org/10.1016/S0261-5177(98)00069-7

Suansri, P. (2003). Community-based tourism handbook. Bangkok: Responsible Ecological Social Tour (REST).

Yuliastuti, N. (2017). Dampak ekonomi pengembangan pariwisata alam di desa wisata berbasis komunitas. Jurnal Kawistara, 7(3), 227–240. https://doi.org/10.22146/kawistara.26510

Downloads

Published

2025-08-23

How to Cite

Zata Ilmam, Adib, Lalu Moh Nazar Fajri, and Nurul Jannah. “TANTANGAN DAN UPAYA PENINGKATAN KINERJA APARATUR DESA DALAM PELAYANAN PUBLIK: STUDI KUALITATIF DI DESA SALUT”. Politea : Jurnal Politik Islam 8, no. 2 (August 23, 2025): 110–124. Accessed October 1, 2025. https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/politea/article/view/14210.